KADEK TRESNA ADHI, 090610225 M (2008) PERBEDAAN PERTUMBUHAN LINIER (TB/U), KADAR SENG DAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA ANAK BALITA DENGAN KADAR SERUM RETINOL NORMAL DAN TIDAK NORMAL. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2009-adhikadekt-9078-tkm11_08.pdf Download (235kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s2-2009-adhikadekt-9078-tkm11_08.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kekurangan Vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi utama dan penting yang banyak terjadi di negara berkembang. KVA ter adi apabila cadangan retinol di hati <20 gg/dl (0,07 gmol/L). KVA merupakan konsekuensi Bari masalah kesehatan dan fisologis yang diakibatkan oleh defisiensi vitamin A, terlepas dari ada tidaknya gejala klinis (xeropthalmia, anemia, hambatan pertumbuhan serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat infeksi) dan juga konsekuensi fungsional meliputi terganggunya mobilisasi zat besi (Fe), terganggunya diferensiasi selular dan ditekannya respon imun. Saat ini di Indonesia masih ter adi kecenderungan peningkatan KVA pada balita yang ditunjukkan hampir 10 juta balita menderita KVA subklinis (serum retinol <20 gg/dl). Kadar serum retinol akan menurun selama respon fase akut (peningkatan kadar CRP) dan juga disebabkan oleh defisiensi seng. Interaksi ini akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan linier. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perbedaan pertumbuhan linier (TB/1J), kadar seng dan kadar CRP antara balita dengan kadar serum retinol normal (>20 gg/dl) dan tidak normal (>20 gg/dl) di Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi dengan waktu pengambilan data secara crosssectional. Populasi penelitian ini adalah semua balita usia 24-60 bulan Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dengan besar sampel yang diambil untuk masing-masing kelompok adalah 15 balita. Pengumpulan data penelitian meliputi wawancara dengan kuesioner untuk mengetahui karakteristik balita dan orang tua, food taboos serta frekuensi sakit selama sebulan. Dilakukan juga observasi untuk data ketersediaan pangan di rumah tangga dan dipasar serta keadaan lingkungan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar seng serum dan kadar CRP, dan pengukuran antropometri untuk mengukur tinggi badan, serta metode dietetik (recall 2x24 jam) untuk pengumpulan data konsumsi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t dua sampel bebas. uji Mann-Whitnev,dan Chi-Square dengan bantuan software komputer SPSS version 13. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik balita dan orang tua, pola konsumsi, tingkat konsumsi, food taboo, ketersediaan bahan makanan di pasar dan rumah tangga, serta kondisi sanitasi dan lingkungan memperoleh p > 0,05, Sedangkan untuk kadar seng, pertumbuhan liner dan frekuensi sakit diperoleh p < 0,05 dan untuk kadar CRP diperoleh p > 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan kadar seng serum, pertumbuhan linier dan frekuensi sakit serta tidak ada perbedaan kadar CRP pada balita dengan kadar serum retinol dan tidak normal. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hormon pertumbuhan, tinggi badan ibu balita dan kualitas tidur, serta menjaga faktor lingkungan dan kebersihan diri untuk mencegah ter adinya infeksi pada balita.

Actions (login required)

View Item