Alfrienti Kalalembang, 090114297M
(2003)
Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSU Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Di Indonesia, sebelum tahun 1950 penyakit jantung koroner (PJK) jarang dijumpai, tetapi mulai 1970 penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung yang banyak dijumpai di rumah sakit besar. Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI 1986 dilaporkan bahwa morbiditas penyakit jantung dan pembuluh darah naik dari urutan ke 10 pada tahun 1981 menjadi urutan kt 3 pada tahun 1986. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya morbiditas penyakit jantung koroner. (Sargowo, 2002) Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya keadaan keadaan, sifat dan kelainan yang dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner, apalagi memiliki faktor risiko lebih dari satu seperti hipertensi dan obesitas maka akan mempunyai 2 kali atau 3 kali berpeluang terkena penyakit jantung koroner dibandingkan mereka yang tidak (Soeharto, 2002). 1 Dalam uratan medik (Medical Record) RSU Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan jumlah kasus penyakit jantung koroner pada tahun 2000 khusus rawat inap terdapat 109 orang dan meninggal 15 orang, tahun 2001 meningkat menjadi 185 orang dan meninggal 33 orang sedangkan kasus penyakit jantung koroner yang rawat jalan lebih banyak dari rawat inap. (Depkes, 2002) Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor � faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner, sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui karakteristik penderita yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, mengetahui hubungan antara karakteristik penderita dengan kejadian penyakit jantung koroner,mengetahui hubungan antara factor risiko meliputi hipertensi, obesitas, riwayat PJK orang tua, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, kebiasaan minum kopi dan olahraga dengan kejadian penyakit jantung koroner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Case Control Study. Kasus adalah penderita yang didiagnosa penyakit jantung koroner pertama kali oleh dokter spesialis dan mempunyai data sekunder lengkap dan sebagai kontrol adalah bukan penderita penyakit jantung koroner penyakit umum) yang tidak mempunyai riwayat PJK, mempunyai data sekunder lengkap. Sampel terdiri dari 28 kasus dan 28 kontrol. Faktor risiko yang diteliti adalah karakteristik penderita, tekanan darah, obesitas, riwayat PJK pada orang tua, kebiasaan merokok, kebisaan minum alkohol, kebiasaan minum kopi dan olahraga. Data setelah terkumpul diolah secara manual dengan bantuan kalkulator maupun komputer kemudian ditabulasi, dianalisis secara statistik deskriptif dan analisis regresi logistik ganda dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa dari 11 faktor risiko PJK yang diteliti, ada 4 faktor risiko yang mempunyai pengaruli bermakna (P<0,05). Faktor risiko tersebut adalah umur, tekanan darah khususnya diastole, riwayat PJK pada orang tua dan olabraga khususnya frekuensi olahraga berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSU Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan melakukan check up terhadap kondisi kesehatannya khususnya 45 tahun ke atas, berolahraga teratur. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko kolesterol dan faktor lain yang belum diteliti serta penyuluban ke masyarakat tentang gaya hidup yang berbahaya terhadap kesehatan khususnya penyakit jantung koroner.
Actions (login required)
 |
View Item |
