Zulfika Indirafitri, 090114592 (2003) STUDI PERBANDINGAN KADAR AGGLUTININ SALIVA SPESIFIK Streptococcus mutans serotype c PADA INDEKS DMF-T RENDAH ,SEDANG, TINGGI. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) jiptunair-gdl-s2-2004-indirafitr-1188-tkd_10-04 ABSTRAK.pdf Download (275kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) jiptunair-gdl-s2-2004-indirafitr-1188-tkd_10-04.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Karies masih perlu mendapat perhatian khusus karena prevalensinya di Indonesia mencapai 80% jumlah penduduk. Karies disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme yang mampu memproduksi asam dengan cepat sebagai hasil fermentasi karbohidrat terutama sukrosa. Bakteri utama penyebab karies adalah Streptococcus mutans dan yang ditemukan pada plak gigi adalah Streptococcus mutans serotype c. Antigen PI Streptococcus mutans serotipe c yang berfungsi sebagai adhesin berikatan dengan agglutinin saliva sebagai reseptor adhesin. Ikatan ini sangat spesifik, bersifat irreversible dan merupakan awal perlekatan Streptococcus mutans serotipe c pada permukaan gigi. Berdasarkan ikatan yang terjadi antara agglutinin saliva dengan Streptococcus mutans serotype c maka , akan dilakukan penelitian mengenai kadar agglutinin saliva spesifik Streptococcus mutans serotype c pada individu yang mengalami karies baikdalam hal konsentrasinya, perbandingannya maupun korelasinya. Dalam penelitian ini karies diukur dengan indeks DMF-T yaitu suatu indeks untuk menghitung jumlah gigi yang mengalami karies (decay), gigi yang dicabut karena karies (missing), dan gigi karies yang telah ditumpat (filling). Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2003 dengan menggunakan 30 sampel saliva mahasiswa Poli Teknik Kesehatan Jurusan Kesehatan Gigi Surabaya dan pemeriksaan. Laboratorium dilakukan di Tropical Disease Control. Penelitian Qbservasi-eksplanatif ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Rancangan analisis data dilakukan dengan uji one-way anova dan multiple regression. Hasil analisis data terhadap sampel saliva menunjukkan adanya perbedaan kadar agglutinin saliva spesifik Streptococcus mutans serotype c pada indeks DMF-T rendah, sedang dan tinggi. Rerata kadar agglutinin saliva spesifik , Streptococcus mutans serotipe c pada indeks DMF -T rendah adalah 17,118 lebih sedikit daripada kadar agglutinin saliva pada indeks DMF-T sedang sebesar 20,527 dan indeks DMF-T tinggi sebesar 21,013. Terdapat perbedaan kadar agglutinin saliva spesifik streptococcus mutans serotipe c yang bermakna pada indeks DMF-T rendah dan sedang (p=0,007) dan pada indeks DMF-T rendah dan tinggi (p=0,005) serta tidak terdapat perbedaan kadar agglutinin saliva yang bermakna pada indeks DMF-T s.edang dan tinggi (p=O,901). Hasil analisis statistik juga menunjukkan terdapat korelasi positif sebesar 0,739 antara kadar agglutinin saliva spesifik Streptococcus mutans serotipee c dengan indeks DMF-T. Pada penelitian ini ditemukan &quot; peningkatan kadar agglutinin saliva pada indeks DMF- T tinggi. Berdasar hasil penelitian ini maka disarankan agar sedapat mungkin mengurangi perlekatan Streptococcus mutans serotipe c pada permukaan gigi dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula terutama sukrosa. Pemberian monoclonal antibody terhadap antigen Streptococcus mutans hingga saat ini masih dalam penelitian. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai agglutinin saliva spesifik Streptococcus mutans pada individu dalam usaha mengurangi resiko terjadinya karies. </description

Actions (login required)

View Item