NYOMAN MURTIYASA, 090110286
(2003)
FAKTOR RESIKO KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA WANITA DI DESA PEJATEN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar haemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari normal dan berbeda pada setiap kelompok umur. Untuk wanita dewasa maka kadar normal adalah 12 gr % sehingga bila kadarnya di bawah 12 gr % disebut anemia (Dep.Kes Rl, 1999). Masalah gizi utama di Indonesia adalah anemia karena kurang zat besi (Fe). Prevalensi anemia bervariasi yaitu 50 - 70 % pada wanita hamil, 30 - 40% pada wanita dewasa, 30 - 40 % pada balita, 25 - 30 % pada anak sekolah, 20 - 30% pekerja berpenghasilan rendah (Husaini, 1989). Tenaga kerja wanita terkena anemia berkisar 40% (Dep.Kes RI, 1986). Pada pekerja wanita pemetik teh 35% anemia, pekerja pabrik di Jakarta 50%, pekerja pabrik rokok di Kudus 52,7% (Husaini, 1989). Dampak dari anemia kurang zat besi adalah rendahnya kemampuan dan produktivitas kerja, rendahnya kemampuan intelektual, rendahnya kekebalan tubuh ,dan akibatnya rendahnya kualitas sumber daya manusia (Husaini, 1989). Di Bali telah dilakukan penelitian anemia dengan hasil yang bervariasi yaitu pada remaja putri di Mengwi 56,9 % (Tjening Kerana, 2001) remaja putri di Tabanan 38,4% (Indraguna, 1999), di beberapa perusahaan anemia rata-rata 28,6% (Dinas Tenaga Kerja, 1999). Infeksi cacing tambang 47,1% pada penduduk umur 10 -60 tahun (Widjana, 2001), di Jagapati 86,1% pada penduduk dewasa (Bakta, 1993), pada penduduk 7 tahun ke atas masing-masing di Bitra 41,9% dan di Blatungan 65% (Dwinata, 1996). Usaha peningkatan gizi sejak lama telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dan oleh Departemen Tenaga Kerja dengan keluarnya Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No : PER.03/MEN/1982 serta No : SE.01/MEN/1982 (Dep.Kes RI, 1986). Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor resiko terhadap kejadian penyakit anemia. Dari banyak variabel yang ada maka karena keterbatasan yang ada pada penulis hanya beberapa variabel yang diteliti yaitu pendidikan, pengetahuan, penghasilan, infestasi cacing tambang, beban kerja, lama istirahat/tidur, umur, jumlah anak, riwayat kontrasepsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pekerja wanita yang bekerja di perusahaan genteng di Desa Pejaten, berumur di atas 18 tahun serta sudah menikah. Sampel yang diambil untuk diperiksa dan diwawancarai berjumlah 148 orang: Variabel yang merupakan faktor resiko yang bermakna terhadap kejadian anemia berdasarkan analisa regresi logistik berganda adalah : variabel umur dengan nilai probabilitas sebesar 0,029 (p< 0,05) dengan RR 0,933, interval kepercayaan batas bawah 0,877 dan batas atas 0,993, variabel pengetahuan kurang dengan nilai probabilitas 0,010 (p<0,05) dengan RR 6,036 dengan interval percayaan bawah 1,543 dan batas atas 23,612, variabel belanja makan dengan nilai probabilitas 0,012 (p < 0,05) dengan RR 5,124 dengan interval kepercayaan batas bawah 1,433 dan batas atas 18,453, variabel keberadaan cacing dengan nilai probabilitas 0,014 (p< 0,05) dengan RR 5,349 dengan nilai interval kepercayaan batas bawah 1,398 dan batas atas 20,463, variabel bebas kerja berat dengan nilai probabilitas 0,037 (p<0,05) dengan RR 7,975 dengan nilai interval kepercayaan batas bawah 1,138 dan batas atas 55,887, beban kerja sedang dengan nilai probabilitas sebesar 0,030 (p < 0,05) dengan RR 4,124 dengan nilai interval kepercayaan batas bawah 1,143 dan batas atas 14,876. Keterbatasan penelitian ini adalah cara pemeriksaan kadar Hb menggunakan cara Sahli serta peneliti adalah laki-laki sehingga agak kesulitan didalam mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut masalah yang sensitive bagi seorang wanita. </description
Actions (login required)
|
View Item |