I. Wayan Mustika, 090110272 L (2003) ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS PROGRAM LANSIA PUSKESMAS DALAM RANGKA PEMBINAAN LANSIA DI KABUPATEN TABANAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
jiptunair-gdl-s2-2005-mustikaiwa-1452-tka_21-04.pdf Download (449kB) | Preview |
|
|
Text (Fulltext)
35363.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Pembinaan lansia bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Standar yang ditetapkan untuk pembinaan dikatakan berhasil apabila cakupan telah mencapai 40% dari jumlah lansia yang ada. Hasil yang dicapai oleh Puskesmas di Kabupaten Tabanan belum sesuai dengan target. Hal ini berarti kinerja petugas program lansia puskesmas belum optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah: Menganalisis pengaruh faktor petugas terhadap kinerja proses pelaksanaan pembinaan puskesmas di kabupaten Tabanan. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (I) Mempelajari faktor input yang meliputi: pengetahuan, etos kerja, motivasi, pelatihan, jadwal kerja, supervisi, sarana, dan pedoman kerja. (2) Mempelajari: persepsi masyarakat lansia tentang petugas program lansia, persepsi masyarakat lansia tentang Puskesmas, dan persepsi masyarakat lansia tentang pelayanan kesehatan. (3) Mempelajari pelaksanaan pembinaan lansia. (4) Mengukur cakupan program lansia puskesmas. (5) Menganalisis pengaruh pengetahuan, etos kerja, motivasi, pelatihan, jadwal kerja, dan supervisi, terhadap pelaksanaan pembinaan lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas program lansia puskesmas dan lansia dengan umur 2: 60 tahun, dengan populasi petugas 34 orang responden dan lansia sejumlah 96 orang responden. Tehnik analisis yang dipakai ialah analitik deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor input yaitu: Pengetahuan 24 responden (70,6%) menyatakan sangat baik, Etos kerja yaitu 17 responden (50%) sangat baik, motivasi kerja 18 responden (52,9%) baik, Jadwal kerja 21 Responden (61,8%) bekerja berdasarkan jadwal kerja. Pedoman kerja 23 responde (67,6%) petugas memiliki pedoman kerja. Sedangkan yang jelek adalah: Supervisi 18 responden (52,9%) menyatakan jelek dan pelatihan 30 responden (88,2%) belum pernah pelatihan. Persepsi lansia tentang petugas 63 responden (65,6%) menyatakan baik. Persepsi lansia tentang pelayanan Puskesmas 79 responden (82,3%) menyatakan baik. Persepsi lansia tentang kebutuhan pelayanan 75 responden (78,1 %) menyatakan butuh. Proses pembinaan: penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan 12 responden (35,3%) masih jelek, Pelaksanakan diagnosa dini 19 responden (55,9%) petugas sering melaksanakan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah: (1) Faktor input yaitu: Latihan, supervisi dan sarana yang tersedia masih jelek. (2) Persepsi masyarakat tentang petugas, tentang pelayanan puskesmas dan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan adalah baik. (3) kinerja proses adalah baik. (4) Efektifitas Cakupan program lansia rata-rata 81,3%. (5) Pengetahuan dan supervisi mempengaruhi pembinaan lansia di bidang penyuluhan, Motivasi , jadwal kerja dan supervisi mempengaruhi pembinaan lansia di bidang pelaksanaan diagnosa dini. Jadwal kerja dan supervisi mempengaruhi pembinaan lansia di bidang rujukan medik.
Actions (login required)
View Item |