Suwarti, 090014022
(2004)
Model Posyandu Berdasarkan Analisis Penilaian, Kcbutuhan dan Harapan Masyarakat Sesuai dengan Kemampuan Provider di Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan berupa Keluarga Berencana, Kesehatan Anak, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Selain itu posyandu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Namun, sejak tahun 1998 kinerja kader posyandu di Kota Surabaya mengalami penurunan. Bahkan setelah diadakan revitalisasi Posyandu tahun 1999, tingkat kemandirian Posyandu di Kota Surabaya tidak mengalami kenaikan. Tingkat kemandirian posyandu di Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya dari tahun 1998 s.d. 2000 cenderung menurun. Hal ini mungkin disebabkan posyandu yang ada sekarang ini belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap altematif model posyandu yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat serta sesuai dengan kemampuan provider. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menemukan model posyandu berdasarkan analisis penilaian, kebutuhan dan harapan masyarakat serta sesuai dengan kemampuan provider. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasi cross sectional dan merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan mulai November s.d. Desember 2002. Sample penelitiannya adalah petugas Puskesmas dan kader Posyandu serta 96 keluarga di Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan kuesioner dan wawancara langsung serta didukung dengan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menilai aktivitas posyandu secara keseluruhan sudah cukup baik, bahkan 44,8% responden setuju adanya tarif dalam pelayanan posyandu, yang wajar antara Rp500,- s.d. Rp2.500,. Namun penilaian terhadap kinerja petugas dan kader, sebanyak 21,9% responden menyatakan kurang baik. Ternyata masyarakat masih membutuhkan posyandu dengan berbagai kegiatannya, bahkan 93,7% responden membutuhkan adanya obat-obatan sederhana untuk pertolongan emergency. Surat keterangan pengiriman kasus (29,2%) dan kunjungan rumah oleh kader (39,2%) kurang dibutuhkan. Keberadaan posyandu masih diharapkan oleh masyarakat. Masyarakat berharap yang memberikan pelayanan di posyandu adalah dokter (95,9%); penyuluhan di posyandu dilakukan dengan demonstrasi (90,6%); di posyandu tersedia obat-obatan scderhana untuk emergency (96,9%); buka sebulan I (satu) kali dengan lokasi yang tetap. Masyarakat tidak mengharapkan jadwal buka posyandu terlalu sering (91,7%). Pengetahuan petugas Puskesmas sebagai provider (40%) masih kurang dalam hal membuat perencanaan kegiatan, pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan posyandu; keterampilan provider (20%) masih kurang dalam hal mengisi Kartu Menuju Sehat dan pencatatan pelaporan. Kader posyandu masih memerlukan tambahan pengetahuan dan keterampilan. Penelitian ini menghasilkan model posyandu yang ada pada saat ini, yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat di bawah koordinasi puskesmas, dengan beberapa modifikasi , dan dapat dijalankan apabila : 1.Puskesmas maupun masyarakat mempunyai respektifitas tinggi terhadap keberadaan posyandu. 2.SDM untuk Posyandu tidak harus dokter, cukup kader yang profesional dengan diberikan bekal tambahan manajemen posyandu dan pengelolaan obat secara sederhana serta ada tenaga kesehatan. 3.Dana operasional dad masyarakat dan obat dari puskesmas yang dikelola kader. 4.Jenis pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat yaitu tanpa KB, KIA dan rujukan kasus serta kunjungan kader dilakukan hanya untuk kasus tertentu. 5.Perlu diadakan pelatihan berkala guna meningkatkan kemampuan kader dan petugas. 6.Pemberian reward kepada kader diharapkan dapat memacu aktifitas kader.
Actions (login required)
|
View Item |