Enie Wahyuning Handayani, 09314095
(2005)
Eksistensi Seni Tadisional Ditengah Modemisasi : Studi Kasus Komunitas Seni Haddrah Desa Pelemwatu Kec. Menganti Kabupaten Gresik.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Perubahan atau adaptasi dalam eksistensi seni tradisional Haddrah, merupakan realitas bentuk seni pertunjukan tradisional lslami yang sebenarnya sudah dan sedang melewati proses menghadapi tantangan-tantangan modernisasi. Sehingga muncul benturan-benturan dalam proses survivalitasnya (adanya faktor pendorong dan faktor penghambat). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang pengaruh bagi eksistensi seni Haddrah ditengah modernisasi, yang kedua adalah ingin memperoleh gambaran secara mendalam tentang faktor-faktor penghambat proses survivalitasnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan disajikan secara deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor pendukung eksistensi semi Haddrah dalam komunitas desa Pelemwatu dapat dikaji dengan teori Tradisional Authority' Weber dengan sifatnya yang Patriarkhalisme dan `Charismatic Authority.' Temyata keberadaan Haddrah hingga saat ini, didukung dengan adanya peranan pemimpin dalam mempersatukan atau mengorganisasikan para anggotanya. Disamping itu figur ketua organisasi Haddrah disini termasuk dalam jenis wewenang Charismatic Authority, yaitu menggunakan wewenang yang didasarkan pada kualitas luar biasa yang dimilikinya yang tercermin dari sikap dan tindakannya (mengayomi, tegas, mampu mengatasi kesulitan, rela berkorban serta memiliki disiplin yang tangguh. Faktor pendukung kedua dapat dikaji dengan teed `Collective Conciousness' (kesadaran kolektif) Durkheim. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, idealnya komunitas seni Haddrah (pelaku seni dan pengguna seni) di desa Pelemwatu sangat sadar dengan nilai dan aturan atau konsensus dalam Islam yang terkafer dalam seni shalawat yang harus dilakukan setiap saat. Jika kesadaran komunitas pendukung Haddrah tidak terbangun, maka lambat laun eksistensi seni Haddrah akan mati dengan sendirinya, apalagi dengan kondisi daerah tersebut yang merupakan daerah transisional. Sementara kendala eksistensi seni Haddrah dapat dilihat dari sisi tekstual. Faktor penghambat dari sisi tekstual berhadapan dengan struktur dan penyajian Haddrah; terutama desain gerak, desain lantai, musik dan tata busana, yang masih berkesan tradisional dan kurang memperhatikan segi estetis dari sisi performance theory.
Actions (login required)
|
View Item |