HUSNA DHARMA PUTERA, 099913409M
(2002)
EFEK ANTIGEN TERLARUT Plasmodium falciparum PADA PROSES FAGOSITOSIS MAKROFAG PERITONEUM MENCIT TERHADAP ERITROSIT NORMAL MENCIT IN VITRO.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Lebih dari 2400 juta penduduk atau 40% dari penduduk dunia tinggal di daerah endemis malaria. Prevalensi penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan antara 300 – 500 juta kasus klinis setiap tahunnya, dengan angka kematian 1 – 1,5 juta penduduk per tahun. Di Indonesia sampai saat ini angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama di daerah luar Jawa dan Bali. Dari 300 – 500 juta kasus klinis malaria di dunia, terdapat sekitar 3 juta kasus malaria berat (komplikasi) dan kasus kematian akibat malaria, terutama disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Salah satu komplikasi tersebut adalah anemia. Antigen terlarut Plasmodium falciparum temyata mempunyai peran dalam proses terjadinya anemia pada malaria karena bisa meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag terhadap eritrosit terinfeksi plasmodium maupun eritrosit normal.
Telah dilakukan penelitian terhadap 1 x 107/ml sel makrofag peritoneum mencit yang diisolasi dad 36 ekor mencit jantan, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan fagositosis makrofag peritoneum mencit terhadap eritrosit normal mencit secara in vitro setelah diimunisasi dengan antigen terlarut Plasmodium falciparum. Mencit dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok I (18 ekor) sebagai kontrol dan kelompok II (18 ekor) diimunisasi dengan antigen terlarut Plasmodium falciparum sebanyak 3 kali dengan selang waktu satu minggu. Makrofag yang berasal dari kelompok II dilakukan 2 macam perlakuan, pertama: makrofag dipaparkan dengan eritrosit normal mencit yang sebelumnya telah diinkubasi dengan serum imun mencit; kedua: makrofag dipaparkan dengan eritrosit normal mencit yang sebelumnya telah diinkubasi dengan antigen tedarut Plasmodium falciparum dan serum imun mencit. Pada kelompok kontrol: makrofag dipaparkan dengan eritrosit normal mencit yang sebelumnya diinkubasi dengan serum non-imun mencit.
Hasil penelitian tersebut adalah: 1). pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata persentase jumlah makrofag yang memfagositosis eritrosit adalah 1%; 2). pada kelompok perlakuan I didapatkan rata-rata persentase jumlah makrofag yang memfagositosis eritrosit adalah 7%; 3). pada kelompok perlakuan II didapatkan rata-rata persentase jumlah makrofag yang memfagositosis eritrosit adalah 22%. Dilakukan analisis varian terhadap hasil penelitian tersebut dimana didapatkan perbedaan yang bermakna antara masing-masing kelompok (p < 0,05). Dilakukan pula analisis lanjutan Least Significant Difference (LSD) dimana pada p < 0,05 didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan II; antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II; namun tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan I. Akan tetapi, dengan uji lanjutan lain
seperti uji t dimana pada p < 0,01 didapatkan perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan I; antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan II; serta antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II.
Dari basil penelitian tersebut menunjukkan bahwa antigen terlarut Plasmodium falciparum dapat meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag peritoneum mencit terhadap eritrosit normal mencit. Selain itu juga, antigen terlarut Plasmodium falciparum dapat teradsorbsi pada permukaan eritrosit normal mencit dan mampu menginduksi pembentukan antibodi spesifik dan autoantibodi. Semua komponen tersebut ikut terlibat dalam proses terjadinya anemia pada malaria.
Actions (login required)
|
View Item |