IDA WITIASATI, 090210454 L (2005) ANALISIS FAKTOR PETUGAS KESEHATAN YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN DALAM MENYELESAIKAN KELENGKAPAN SURAT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK DI UNIT KERJA PELAYANAN RAWAT INAP RSU Dr. SOETOMO SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-witiasatii-1754-tka50_06.pdf Download (809kB) | Preview |
|
|
Text (Fulltext)
35980.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai perlindungan baik bagi keselamatan pasien maupun dokter adalah Surat Persetujuan Tindakan Medik atau form. "Informed consent". Narnun pads kenyataan di lapangan sarana tersebut masih dipandang sebelah mata oleh para petugas kesehatan, sehingga kelengkapan dan kebenaran pengisiannya masih di bawah standar yang diharapkan. Mengingat Surat Persetujuan Tindakan Medik merupakan bagian dari rekam medik, maka kelengkapan dan kebenaran pengisiannya perlu mendapat perhatian sepenuhnya. Secara etis pasien hams mengetahui apa yang akan dilakukan terhadapnya karena pasien mempunyai hak untuk menerima informasi yang sejelas¬jelasnya mengenai pelayanan kesehatan yang diterimanya, sedangkan dari sudut pandang dokter dan tim medis, merupakan kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada pasien. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh Panitia Medik Dokumen Medik Kedokteran RSU Dr. Soetomo pads tahun 2002 menunjukkan 50 % Surat Persetujuan Tindakan Medik yang belum diisi dengan lengkap dan benar. Sehubungan dengan hal tersebut diatas telah dilakukan penelitian eksplanasi asosiatif secara cross sectional terhadap 469 petugas kesehatan yang bekeria di unit kerja pelayanan rawat inap di RSU Dr. Soetomo yang terdiri dari 26 Supervisor, 235 Dokter PPDS 1 dan 208 Perawat untuk mengukur tingkat kepatuhan dalam melengkapi Surat Persetujuan Tindakan Medik yang dihubungkan dengan tingkat pengetahuan tentang Surat Persetujuan Tindakan Medik dan Rekam Medik dan kemauan dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Hasil analisis penelitian menunjukkan hasil yang berbeda diantara ketiga kelompok petugas kesehatan tersebut. Untuk kelompok supervisor hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan (p),153, p>0,05) namun terdapat hubungan yang bermakna antara kemauan dengan kepatuhan (p=0,019 p<0,05). Untuk kelompok Dokter PPDS 1 hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan (p=0,799, p>0,05) dan kemauan dengan kepatuhan (p=0,308, p>0,05), sedangkan pada kelompok perawat tidak terdapat hubungan yang bermalma antara pengetahuan dengan kepatuhan (p=0,444, p>0,05) namun terdapat hubungan yang bennakna antara kemauan dengan kepatuhan (p41,001, p<0,05). Kesimpulan yang dapat diambil Bari penelitian ini adalah bahwa tidak selalu seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan dan kemauan yang baik akan memiliki tingkat kepatuhan yang baik pula. Dengan demikian ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepatuhan selain faktor pengetahuan dan kemauan tersebut, sesuai dengan teori perilaku tindakan beralasan yang menyatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu perbuatan apabila is memandang perbuatan itu positif dan bila is percaya bahwa orang lain ingin agar is melakukannya. Tergantung pada norma yang dianut oleh kelompoknya.
Actions (login required)
View Item |