Siti Maliha, 090315165 M (2005) PENGGUNAAN TERAPI ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN PERKAWINAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2007-malihasiti-3421-kkbpsyc-k.pdf Download (319kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2007-malihasiti-3421-02305m-p.pdf Download (858kB) | Preview

Abstract

Kemampuan untuk mengekspresikan diri, perasaan dan mendengar pesan pasangan merupakan inti dari proses komunikasi. Selain itu, dalam menjalin komunikasi, kesediaan antar pasangan untuk saling memperhatikan merupakan hal utama bagi kelangsungan interaksi antar pasangan. Perlu ditambahkan bahwa kualitas komunikasi penting bagi kualitas perkawinan. Komunikasi yang buruk dalam perkawinan membuat kualitas penyesuaian perkawinan menjadi buruk, demikian juga sebaliknya. Masing-masing individu merasa bahwa pandangannya tentang masalah yang dihadapi, logikanya dalam mengolah data atau menyimpulkan masalah, pilihan sikapnya dan caranya bertindak dalam menyelesaikan masalah adalah cara-cara yang benar, bahkan yang paling benar. Sadar atau tak sadar, sengaja atau tidak, keyakinan khas dan seringkali kaku serta sulit diubah yang mewarnai proses transaksi ini akan mempengaruhi jalannya suatu komunikasi, menjadi lancar dan mulus atau seringkali lambat dan menyakitkan. Demikian juga halnya dengan kasus yang terjadi pada seorang ibu yang bermasalah dengan perkawinan karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan keadaan. Analisis transaksional menawarkan suatu cara atau metode untuk menganalisis atau menemukan pola mana saja yang bertanggung jawab terhadap sulit atau mudahnya kompromi yang sehat dapat dicapai. Metode assesmen yang digunakan dalam kasus ini adalah observasi, wawancara, dan pelaksanaan tes yang meliputi grafis, TAT, dan SPM. Penggunaan terapi analisis transaksional disini digunakan untuk meningkatkan kualitas penyesuaian perkawinan. Hasil dari terapi analisis transaksional pada kasus ini menghasilkan perubahan yang positif pada diri S dalam memandang perkawinannya. S dapat mengubah persepsi yang sebelum ini merasa suaminya lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya menjadi lebih sadar bahwa pekerjaan suaminya memang menyita waktu, lebih mengerti kebutuhan suaminya, serta perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik terhadap suaminya.

Actions (login required)

View Item