PROFIL SEROLOGIS INFEKSI PRIMER DAN SEKUNDER VIRUS DENGUE DARI BERBAGAI DAERAH DI JAWA TIMUR

Setya Budhy, 090315022M (2006) PROFIL SEROLOGIS INFEKSI PRIMER DAN SEKUNDER VIRUS DENGUE DARI BERBAGAI DAERAH DI JAWA TIMUR. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2007-budhysetya-3658-ti02_07-k.pdf

Download (661kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2007-budhysetya-3658-pi02_07.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Demam berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue serotipe 1, serotipe 2, serotipe 3, serotipe 4, yang ditularkan dari manusia kepada manusia lain oleh nyamuk jenis Aedes aegypti, diikuti dengan gejala demam yang mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan kebocoran plasma yang dapat menyebabkan terjadinya renjatan yang dapat menyebabkan kematian, bila pertolongannya terlambat. Di Jawa Timur penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan masalah kesehatan yang sukar diatasi karena penderita demam berdarah Dengue selalu ditemukan sepanjang tahun ( endemis ) dan jumlah penderita dapat meningkat bahkan menyebar luas dan sering menimbulkan kejadian luar biasa akibat dinamika penduduk dari satu kota ke kota lain. Morbiditas dan mortalitas infeksi virus Dengue dipengaruhi berbagai faktor antara lain: kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, virulensi virus dengue dan kondisi geografi setempat. Di Jawa Timur telah dilaporkan kejadian luar biasa dan telah dilakukan pengamatan khusus di tiga kota yang memiliki perbedaan geografi maupun kelembaban nisbinya yaitu Surabaya, Malang dan Jember. Sejak tahun 1968 sampai dengan sekarang di daerah Jawa Timur selalu ditemukan kasus infeksi virus Dengue dan sering terjadi kejadian luar biasa, diawali setiap 5 tahun diperiode 70 — 80 kemudian setiap 3 tahun periode 80 — 90 dan hampir setiap tahun pada periode 2000 sampai sekarang. Oleh karena itu Jawa Timur telah dimasukkan dalam kelompok daerah endemis penyakit Demam Berdarah Dengue. Mengapa terjadi kejadian luar biasa penyakit virus Dengue ini ? Apakah kejadian ini ada hubungannya dengan perpindahan penduduk dalam upaya pencarian nafkah dari desa ke kota atau sebaliknya ? Apakah kejadian luar biasa ini disebabkan dinamika populasi penduduk sebagai upaya mengikuti ritual tahunan dari berbagai pemeluk agama, juga berpengaruh pada penularan penyakit infeksi virus dengue ? Ternyata dinamika kehidupan populasi masyarakat di era tahun 2000 — 2005, berpengaruh terhadap sebaran penyakit Demam Berdarah Dengue. Semula penyakit Demam Berdarah Dengue banyak dijumpai di kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Menado dan pada saat ini dapat dijumpai di seluruh daerah sampai kota yang terpencil. Dalam masa perubahan ini maka dapatlah dicermati profil serologi infeksi primer dan sekunder virus Dengue yang mungkin sekali ada hubungannya dengan dinamika populasi penduduk kota maupun desa. Diasumsikan di kota-kota besar yang memiliki jaringan luas akan dijumpai bertambahnya kasus infeksi primer sebaliknya di daerah pedalaman infeksi primer relatif sedikit karena jaringannya terbatas. Bertumpu pada berbagai permasalahan tersebut di atas peneliti ingin menganalisis profil antibodi pada infeksi primer dan sekunder infeksi virus dengue di tiga kota di Jawa Timur, yaitu kota Surabaya, Jember dan Malang dengan melakukan pemeriksaan serologis yang menggunakan uji Enzyme Linked Imuno Sorbant Assay (ELISA). Serum yang diperiksa sebanyak 174 sampel yang berasal dari tiga kota di Jawa Timur, dan hasil analisis serologis dari pemeriksaan IgM antidengue dan IgG anti Dengue dengan uji ELISA menunjukkan 107 sampel (61,49%) adalah infeksi sekunder, 16 sampel (9,20%) menunjukkan infeksi primer, sembilan sampel (5,17%) menunjukkan equivocal, sedangkan sisanya sebanyak 42 sampel (24,14%) menunjukkan hasil negatip. Untuk hasil yang equivocal sebanyak sembilan sampel, ada dua sampel (1,15%) equivocal IgM dan tujuh sampel (4,20%) equivocal IgG. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa populasi respon imun telah didominasi oleh infeksi sekunder, berarti sebagian besar penderita terjangkit kembali penyakit infeksi virus Dengue ini, karena penderita berasal dari daerahnya sendiri yang endemis penyakit infeksi virus Dengue sehingga populasi nyamuk Aedes aegypti yang banyak mempunyai kesempatan menimbulkan penyakit infeksi virus Dengue secara berulang. Sebagian kecil menunjukkan respon imun primer, artinya kelompok ini bare saja terjangkit. Kemungkinannya adalah seorang pendatang bare yang berasal dari daerah non endemis. Hasil negatip, mungkin waktu pengambilan sampel, antibodi belum terwujud atau eror laboratorium terhadap sampel yang diperoleh oleh peneliti. Hasil equivocal terjadi dapat diartikan mereka terjangkit tetapi respon imun belum terwujut secara adequate. Pada hasil yang equivocal sebanyak sembilan sampel dengan dua sampel equivocal IgM dan tujuh sampel equivocal IgG, menunjukkan bahwa pada penderita telah mulai terbentuk respon imun terhadap virus dengue, namun kadar antibodinya belum cukup optimal untuk dinyatakan positip. Tampilan pada gambar 5.1 memperlihatkan adanya dominasi infeksi sekunder di tiga daerah di Jawa Timur. Hasil ini menunjukkan bahwa pendatang bare menunjukkan respon imun primer relatif sedikit, sebagian besar penduduk lama terkena serangan virus dengue secara berulang, dengan ditunjukkan respon imun sekunder, sekaligus petunjuk, bahwa kota-kota tersebut betul-betul sudah endemis. Infeksi primer di kota Surabaya ditemukan lebih banyak daripada Malang dan Jember, menunjukkan bahwa di kota besar seperti Surabaya banyak pendatang bare berasal dari daerah non endemis, walaupun jumlahnya relatif sedikit dibandingkan pendatang barn yang datang di Malang dan Jember Apabila hasil penelitian ini dirangkum, dapatlah diasumsikan bahwa a.) Infeksi primer: petanda adanya pendatang bare dari daerah non endemis. Contoh perpindahan penduduk dari Sulawesi, Ambon dan Kalimantan sebagai akibat tragedi / kerusuhan di daerah atau akibat perubahan ekonomi di era tahun 2000. b.) Infeksi sekunder dapat digunakan petanda endemisitas penyakit infeksi virus Dengue sebagai contoh: daerah wilayah Jawa Timur. Untuk mencegah dan memberantas penyakit demam berdarah Dengue perlu peran aktif dari masyarakat untuk melaksanakan upaya gerakan 3 M (menguras, menutup dan menimbun) khususnya dalam hal pengendalian populasi nyamuk aedes aegyti. Berdasarkan analisis terhadap penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan : (1) Penyebaran infeksi primer dan infeksi sekunder virus Dengue yang dibedakan berdasarkan kota menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p< 0,05) antara infeksi primer maupun infeksi sekunder di Jawa Timur yang meliputi kota Surabaya, Jember dan Malang. (2) Jumlah kasus infeksi primer maupun infeksi sekunder di kota Surabaya paling dominan daripada kota Jember dan Malang. 16 kasus penerita DBD menunjukkan infeksi primer, meliputi 9 kasus (56,25%) penderita DBD di kota Surabaya, 4 kasus (25%) penderita DBD di kota Jember, 3 kasus (18,75%) penderita DBD di kota Malang sedangkan 107 kasus penderita DBD menunjukkan infeksi sekunder, meliputi 45 kasus (42,06%) penderita DBD di kota Surabaya, 32 kasus (29,90%) penderita DBD di kota Jember dan 30 kasus (28,04%) penderita DBD di kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran: (1) Perlu adanya kerjasama lintas sektoral dalam penanganan DBD pada waktu Kejadian Luar Biasa maupun tidak. (2) Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam penanganan DBD, khususnya dalam pengendalian mengenai vektornya. (3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur. Translation: In the light of distribution of Dengue Hemorrhagic Fever disease in East Java which spread over broadly accompanied by varying clinical symptoms the primary and secondary infection patterns resulting from Dengue virus in various areas in East Java needed to be identified, so that a disease management model could be obtained. The purpose of this study was to identify profile of immune respons primary infection and secondary infection of dengue virus. The blood serum of Dengue Fever patients who have been diagnosed as referred to criteria of WHO 1997 in the some local general hospital was sampled. It was then examined serologically using capture ELISA method to know a presence of IgM and IgG anti-dengue. The research employed a cross-sectional design. A population drawn from the research was 174 patients coming from three cities in East Java, including Surabaya, Jember, and Malang. The purposive sampling technique was used to draw the research sample since the sample was limited to those criteria and due to study limitation in determining sample from Dengue Fever patients of the local general hospital. Regarding the results of statistical analysis in connected with an incidence of the Dengue Fever-induced primary and secondary infections as distinguished in East Java areas using chi-square test, it was found that there was a significant difference in distribution (p<0,05) of primary and secondary infections among the three cities in East Java, incorporating Surabaya, Jember, and Malang. Taken together in the three cities of East Java, Surabaya largely dominated the endemicity, and then accompanied by Jember and Malang.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TI. 02/07 Bud p
Uncontrolled Keywords: Dengue virus, primary and secondary infections, Jatim
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA643-645 Disease (Communicable and noninfectious) and public health
R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA648.5-767 Epidemics. Epidemiology. Quarantine. Disinfection
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Imunologi
Creators:
CreatorsNIM
Setya Budhy, 090315022MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSOEGENG SOEGIJANTO, Prof. Dr. H., dr.,SpA(K), DTM%HUNSPECIFIED
Thesis advisorFEDIK ABDUL RANTAM, Dr., drh.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Luluk Lusiana
Date Deposited: 2016
Last Modified: 01 Oct 2016 12:31
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36280
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item