RESTY ADITYA WARDANI, 121041001 (2012) Konsumsi dan Produksi dalam Budaya Penggemar: Studi Kasus Komunitas Penggemar Kpop “Cassiopeia Surabaya”. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2013-wardanires-22229-6.abstr-k.pdf Download (82kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2013-wardanires-22229-15 FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Keberadaan kelompok penggemar menarik untuk diamati karena sebagai suatu bentuk subkultur, ia seringkali menunjukkan karakteristik tersendiri yang ditetapkan oleh para penggemar sebagai pelaku utama didalamnya melalui konvensi dan pola tertentu baik dalam hal selera kultural maupun praktek kulturalnya. Pada kenyataannya, kelompok penggemar sebagian besar dipenuhi oleh kelompok subordinat seperti contohnya para perempuan muda yang berkelas sosial menengah ke bawah. Penggemar perempuan sebagai pelaku utama dalam fandom menunjukkan karakteristik tersendiri dalam menjalankan praktek kultural dalam fandom baik dalam hal mengkonsumsi dan memproduksi beragam teks kultural yang ada; salah satunya adalah munculnya beragam teks kultural yang seringkali bertemakan hal-hal yang erotis dan seksual terlebih lagi jika itu menyangkut hubungan antara penggemar perempuan dengan idola lelakinya. Akan sangat menarik kemudian untuk mengamati dan meninjau secara kritis berbagai macam isu di sekeliling subkultur penggemar perempuan beserta praktek kultural yang dijalankannya serta melihat makna dibalik praktek kultural yang mereka jalankan jika dikaitkan dengan kehidupan penggemar dan posisinya yang subordinat. Fenomena ini diteliti dengan menggunakan konsep pemikiran atas praktek kultural yang diusung oleh Henry Jenkins dan John Fiske. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, baik metode wawancara, pengamatan di lapangan, sekaligus keterlibatan aktif dengan mengambil posisi sebagai penggemar (insider). Peneliti menunjuk komunitas penggemar Cassiopeia Surabaya sebagai objek penelitian. Dalam melakukan penelitian dengan merujuk pada hasil pengamatan dan wawancara ditemukan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Penggemar terlibat ke dalam mode konsumsi yang eksesif, yaitu praktek konsumsi yang dijalankan secara berlebihan atas dasar loyalitas, dedikasi, dan cinta terhadap objek fandomnya dan (2) Penggemar terlibat ke dalam mode resepsi khusus, yaitu merepsi dan mengkonsumsi teks kultural untuk kemudian memproduksi ulang teks tersebut ke dalam makna-makna baru. Penggemar terlibat ke dalam 3 jenis produktivitas, yaitu: (1) Produktivitas semiotik, (2) produktivitas ucapan, dan (3) produktivitas tekstual. Dalam menjalankan beragam praktek kultural dalam fandom, ditemukan beragam fungsi dan makna dibaliknya. Benang merah yang ditemukan berkaitan dengan fungsi dan makna dalam fandom di atas adalah bahwa semuanya berhubungan erat dengan posisi penggemar perempuan sebagai pihak yang subordinat dalam masyarakat yang patriarki; di mana ketimpangan seringkali ditimpakan pada mereka. Posisi ini adalah salah satu penyebab yang menjadikan para penggemar perempuan sebagai individu yang serba kekurangan (inadequate), yang memiliki banyak kekosongan dalam hidup. Penggemar perempuan kemudian menggunakan fandom sebagai alat untuk mengisi beragam kekurangan dan kekosongan dalam hidup mereka (filling what is lack in fangirl), untuk menunjukkan eksistensi mereka dalam masyarakat, dan untuk merespon beragam ideologi yang mengekang dan menekan kebebasan mereka.

Actions (login required)

View Item