RETNO ANDINSARI, 031042004 (2012) PENOLAKAN WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN BW. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2013-andinsarir-22778-7.abstr-t.pdf Download (128kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2013-andinsarir-22778-15full.pdf Restricted to Registered users only Download (892kB) | Request a copy |
Abstract
Penulisan tesis ini bertujuan untuk meninjau apakah hukum Islam dan hukum BW mengenal penolakan waris dan meneliti dasar hukumnya di Al-Quran, Al-Hadits, Ijtihad beserta peraturan-peraturan Hukum Waris Islam yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam, BW dan untuk mengetahui bagaimana penerapan penolakan waris dalam putusan pengadilan.Penelitian penolakan waris menurut hukum Islam dan BW ini menggunakan statute approach (pendekatan perundangundangan) dan conceptual approach (pendekatan konseptual). Bahan hukumnya adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Selanjutnya data tersebut dianalisi secara yuridis normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan : Pertama, Hukum waris Islam tidak mengenal penolakan waris sebagaimana dikenal dalam hukum waris BW. Dalam hukum waris Islam mengenal asas Ijbari. Hal ini dapat dilihat pula dengan telah ditentukannya kelompok ahli waris oleh Allah SWT sebagaimana diatur dalam Surat An-Nisa� Ayat 11, 12, dan 176. Jika ahli waris yang ingin melepas haknya menerima waris dan ingin memberikannya pada ahli waris lain, hukum Islam mengatur tentang melakukan kerukunan dalam pembagian harta waris yang disebut dengan tashaluh (perdamaian) atau takharuj (sebagian ahli waris dengan sukarela keluar dari penerimaan harta waris baik untuk seluruh atau sebagian). Kedua, Menurut Pasal 1057 BW, menolak suatu warisan harus terjadi dengan tegas dan harus dilakukan dengan suatu pernyataan yang dibuat di kepaniteraan Pengadilan Negeri, yang dalam daerah hukumnya telah terbuka warisan itu. Hukum waris Islam tidak mengenal penolakan waris, namun para ahli waris yang ingin melakukan pembagian waris menurut hukum Islam, masih berhak untuk tidak menerima bagian waris yang telah menjadi haknya, yang dilakukan melalui tashaluh dan takharuj. Notaris dapat membuat suatu akta yang memuat tentang tashaluh dan takharuj dalam Akta Keterangan Hak Waris.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 TMK 37/12 And p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | penolakan,waris Islam,waris BW | ||||||
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc > BP1-253 Islam K Law > KB Religious law in general K Law > KB Religious law in general > KB1-4855 Religious law in general. Comparative religious law. Jurisprudence > KB400-4855 Interdisciplinary discussion of subjects > KB632-636.2 Inheritance and succession |
||||||
Divisions: | 03. Fakultas Hukum > Magister Kenotariatan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dhani Karolyn Putri | ||||||
Date Deposited: | 2016 | ||||||
Last Modified: | 01 Oct 2016 06:12 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36750 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |