ROSITA MELANI, 031043127 (2012) URGENSI PEMIDANAAN ANAK SEBAGAI ULTIMUM REMEDIUM DALAM PERADILAN PIDANA ANAK. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2013-melanirosi-23420-5.abstr-t.pdf Download (143kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2013-melanirosi-23420-12full.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Diperlukan adanya pelaksanaan dari suatu pemahaman yang dapat menjadi jalan keluar bagi masalah delinkuensi anak di Indonesia. Penjatuhan pidana penjara sebagai upaya terakhir merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi anak pelaku tindak pidana. Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus. Sekarang ini, sebagaimana negara-negara lain di dunia termasuk Negara Republik Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) pada tahun 1990. Demikian juga sejumlah instrument Internasional antara lain: Beijing Rules, The Tokyo Rules, Riyadh Guidelines, dan Havana Rules. Dalam intrumen internasional tersebut, telah diintrodium tentang ultimum remedium. Sedangkan di dalam hukum positif Indonesia ultimum remedium diatur dalam undang-undang nomor.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Undang-undang nomor.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Pasal 6 dan 8. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Undang-undang nomor.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pelaksanaan ultimum remidium dalam peradilan anak sudah diterapkan namun belum maksimal karena masih dijumpai adanya putusan yang menjatuhkan sanksi berupa pidana penjara terhadap anak pelaku tindak pidana. Selain itu pendekatan restorative justice dapat merupakan upaya, karena ternyata, sistem peradilan pidana tidak selalu merupakan solusi yang tepat bagi anak nakal.
Actions (login required)
View Item |