Muhid Maksum, 071147009 (2013) SPIRIT AGAMA YANG MEMBERDAYAKAN (Studi Pemberdayaan Masyarakat Pinggir Hutan Oleh Pesantren Wali Sembilan, Gomang, Singgahan, Tuban). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2013-maksummuhi-26901-8.abstr-k.pdf Download (100kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2013-maksummuhi-26901-1.full text.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kajian ini menjelaskan tentang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pesantren Wali Sembilan, dengan mengkaitkannya pada spirit keagamaan sebagai salah satu motif tindakan. Pemberdayaan ini dilatar belakangi oleh realitas kemiskinan masyarakat Gomang, dan kerusakan hutan yang terjadi di beberapa kawasan KPH Parengan, Tuban. Gomang adalah sebuah perkampungan yang berada di tengah-tengah hutan, dengan masyarakatnya yang masih mengalami berbagai persoalan sosial ekonomi, seperti kemiskinan, buta huruf, terisolasi dari lingkungan luar, dan ketiadaan sarana infrastruktur yang memadai. Mayoritas profesi masyarakatnya adalah pengrajin gamping, yang diolah dengan cara membakar melalui jubung-jubung, dengan banyak memanfaatkan kayu-kayu hutan sebagai bahan bakar. Kondisi ini secara perlahan mengancam keberadaan hutan dan melemahkan daya dukung hutan bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat. Pada sisi lain, kerusakan hutan tidak hanya terjadi di Gomang, tetapi juga terjadi di berbagai kawasan, dengan dampak langsung yang dirasakan masyarakat yaitu matinya sumber mata air yang selama ini digunakan sebagai pasokan air bersih dan irigasi pertanian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan penentuan informan menggunakan cara purposive, dan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Kajian ini menggunakan kerangka pemikiran tindakan sosial, dan etika protestan Max Weber, serta modal sosial Robert D. Putnam sebagai pisau analisa untuk menjelaskan fenomena yang di amati. Beberapa konsep dan isu utama yang di pakai untuk membatasi kerangka kerja dan pemikiran dalam penelitian ini antara lain : pesantren, kegiatan pemberdayaan, tindakan sosial, kepercayaan, hubungan timbal balik, dan jaringan untuk mempermudah dalam memahaminya. Kajian ini menghasilkan beberapa kesimpulan : (1) Kegiatan pemberdayaan merupakan implementasi dari ajaran agama yang bersumber dari teks Al-Qur’an dan Hadist, dengan pemahaman dan keyakinan bahwa ketika menjalankan perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya maka manfaat/maslahat akan di dapatkan dalam kehidupan. Agama menjadi spirit dan energi utama dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ajaran agama Islam menjadi doktrin dalam pemberdayaan masyarakat, sebagaimana agama Protestan (dalam Etika Protestan) menjadi doktrin bagi pemeluknya untuk bekerja keras meraih keselamatan, (2) Upaya membangun kesadaran/transformasi nilai agama dilakukan dengan cara mengembangkan modal sosial terlebih dahulu yaitu melalui kepercayaan, norma, dan membangun jaringan antar lini. Keberadaan modal social memiliki kontribusi besar dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan, sebagaimana yang disampaikan Putnam, bahwa modal sosial adalah hubungan-hubungan satu sama lain yang diadakan para warga masyarakat dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang tidak dapat diwujudkan selama orang berjalan sendiri-sendiri. Semakin tinggi tingkat saling percaya di masyarakat, semakin tinggi kemungkinan akan kerjasama.

Actions (login required)

View Item