Rahmad Harianto, 071148010 (2013) EKONOMI MEDIA TELEVISI LOKAL: EKSISTENSI DI TENGAH DOMINASI TELEVISI NASIONAL (STUDI PADA JAWA POS TELEVISI). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2013-hariantora-27134-10.abst-i.pdf Download (104kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2013-hariantora-27134-1.full text.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Reformasi politik yang terjadi pada tahun 1998 telah mengubah wajah penyiaran di Indonesia. Disahkannya UU Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran menjadi dasar hukum baru munculnya berbagai lembaga penyiaran baru baik radio maupun televisi, terutama di daerah-daerah. Namun dalam perjalanannya tidak semua lembaga penyiaran baru tersebut berkembang sebagaimana yang diharapkan. Beberapa diantaranya ada yang bangkrut, diakuisisi perusahaan media yang lebih besar atau menjalin kerja sama operasi untuk bisa bertahan. Penelitian ini menggunakan metode survei kualitatif dengan teknik wawancara mendalam yang didukung dengan data lain untuk memperkuatnya. Fokus kajian ditekankan pada ekonomi media dengan mengambil JTV sebagai sampelnya untuk melihat praktik-praktik penyelenggaraan penyiaran TV Lokal Swasta di Indonesia, terutama terkait dengan isu ekonomi media TV Lokal Swasta, bisnis kompetisi, dan strategi-strategi marketing media yang dilakukan. Permasalahan yang coba untuk dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen JTV sebagai TV Swasta pertama di Jawa Timur mempertahankan strategi bisnis medianya dalam diskursus kompetisi TV Swasta lokal di Jawa Timur dan langkah strategis apa yang dilakukan manajemen JTV untuk mempertahankan eksistensinya. Apa yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak berusaha menggeneralisasi realitas lainnya melainkan hanya menunjukkan keunikan yang terdapat pada lembaga yang diteliti. Hasil penelitian menyebutkan JTV merupakan ekspansi bisnis media Grup Jawa Pos di pertelevisian untuk memperluas cakupan dan skala pasar media. Pendirian JTV dan televisi lokal lain di sejumlah daerah merupakan bentuk konglomerasi Grup Jawa Pos di bisnis media. Meski dimiliki oleh perusahaan holding media yang besar dalam hal ini Jawa Pos, JTV tidak didirikan dengan modal yang besar karena corporate culture induk perusahaan yang terbiasa mendirikan perusahaan dengan modal yang kecil. Sebagai media televisi swasta lokal manajemen JTV menyadari pentingnya mengangkat konten dan kearifan lokal dalam program siarannya untuk menarik audien dalam persaingan yang bisa dikatakan tidak sehat di wilayah layanan Surabaya dan Jawa timur. Manajemen JTV juga menyadari pentingnya kualitas tayangan baik secara teknis maupun konten sehingga terus berupaya memperbaiki untuk memperkuat eksistensinya. Terakhir, untuk memenuhi aturan sebagai stasiun televisi jaringan tingkat regional, manajemen mendirikan sejumlah biro di daerah dan memberikan alokasi jam untuk siaran lokal sebagaimana diatur dalam UU Penyiaran atau Peraturan Pemerintah yang terkait.

Actions (login required)

View Item