Novie Soesilowati, 090810827 M (2010) IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI PUSKESMAS PLANDAAN KABUPATEN JOMBANG (FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KUNJUNGAN PASIEN JAMKESMAS DI BALAI PENGOBATAN GIGI). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2010-soesilowat-13959-tkp061-k.pdf Download (94kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2010-soesilowat-11811-tkp061-i.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kendati biaya pengobatan melalui Puskesmas dapat dikatakan sudah cukup murah, namun tidak dengan sendirinya terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Agar seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi golongan termiskin, tetap memperoleh jaminan layanan pengobatan saat menderita sakit, maka Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan nama program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Kebijakan ini tertera dalam KepMenKes RI No. 332/Menkes/SK/V/2006 tentang pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin tahun 2006. Melalui Program ini diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan saat mereka membutuhkannya. Sebagai bagian dari Puskesmas, BP Gigi juga melayani pasien Jamkesmas, namun dibandingkan dengan pasien Balai Pengobatan Umum, kunjungan pasien ke BP Gigi sangatlah rendah, bahkan dari tahun-ke tahun mengalami penurunan. Kondisi tersebut menarik minat penulis untuk meneliti faktor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan implementasi program Jamkesmas BP Gigi di Puskesmas Plandaan. Pendekatan teori yang dilakukan adalah model implementasi Warwick dan Model Edwads III yang digunakan adalah : Sumber Daya (Edwards III) oleh Pemerintah Daerah untuk mendukung Program Jamkesmas, baik menyangkut kecukupan staf, obat-obatan dan sarana pendukung lainnya. Struktur birokrasi (Edwards III) apakah prosedur pendataan masyarakat miskin, pemberian kartu sehat, dll telah mencakup seluruh masyarakat miskin yang membutuhkannya. Apakah prosedur layanan di Puskesmas & BP Gigi mudah diakses oleh peserta Jamkesnas. Komitmen Pelaksana (Warwick), Komunikasi. Dukungan kelompok sasaran (Warwick). Pertimbangan aplikatif dipilihnya model-model dan variabel ini adalah adanya kemampuan dari variabel-variabel tersebut untuk dioperasionalkan dengan fenomena permasalahan yang muncul dalam kendala implementasi kebijakan program Jamkesmas di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Plandaan. Dalam penelitian ini mengggunakan jenis penelitian diskriptif kualitatif. Yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena. Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Plandaan Kabupaten Jombang, pemilihan Puskesmas Plandaan karena merupakan satu-satunya tempat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di Kecamatan Plandaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan populasi dan subyek penelitiannya adalah para petugas yang terlibat dalam pelayanan kesehatan serta kelompok sasaran yaitu semua masyarakat miskin. Dari wawancara mendalam dengan responden didapatkan hasil bahwa dalam pelayanan di BP Gigi tidak terdapat perbedaan pelayanan, masyarakat miskin kurang memanfaatkan fasilitas BP Gigi Puskesmas dikarenakan secara geografis jauh dari Puskesmas dengan sarana transportasi sulit, mahal dan jalan yang rusak, adanya ketakutan terhadap alat gigi dan tindakan medis yang ada membuat sebagian mereka memilih untuk berobat kedukun, juga kepercayaan mereka pada hari-hari tertentu dimana mereka boleh melakukan perawatan gigi, ataupun karena rasa sakit yang datang bukan di jam buka Puskesmas memaksa mereka untuk membeli obat di toko. Sosialisasi program upaya kesehatan gigi dan mulut masih sangat kurang dilakukan oleh petugas pelaksana BP Gigi. Secara umum pelaksanaan model implementasi George Edward III dan Warmick sudah berjalan baik dalam menjalankan implementasi kebijakan Jamkesmas di Puskesmas Plandaan, kecuali tentang Komitmen pelaksana dalam sosialisasi program upaya kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat miskin masih kurang, sebaiknya dilaksanakan, dengan sosialisasi ke desa-desa. Dukungan masyarakat miskin terhadap keberhasilan program Jamkesmas di BP Gigi Puskesmas sangat dibutuhkan, guna mencapai target sasaran program, namun faktor perilaku, kepercayaan, letak geografis dan sulitnya transportasi akan menjadi penghambat bagi masyarakat miskin yang ingin memanfaatkan fasilitas BP Gigi Puskesmas.
Actions (login required)
View Item |