DEDIK IPUNG SETIYAWAN (2015) KORELASI PANJANG AKSIAL BOLAMATA DAN KELAINAN RETINA POSTERIOR POLE PADA MIOPIA SEDANG DAN TINGGI (STUDI OBSERVASIONAL ANALITIK DI UNIT RAWAT JALAN MATA INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. SOETOMO SURABAYA). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMANJUDUL.pdf Download (116kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (42kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI.pdf Download (51kB) |
|
Text (PENDAHULUAN)
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf Download (48kB) |
|
Text (TINJAUAN PUSTAKA)
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (636kB) | Request a copy |
|
Text (KERANGKA KONSEPTUAL)
6. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (48kB) | Request a copy |
|
Text (METODE PENELITIAN)
7. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (69kB) | Request a copy |
|
Text (HASIL PENELITIAN)
8. BAB 5 HASIL PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (207kB) | Request a copy |
|
Text (PEMBAHASAN)
9. BAB 6 PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (59kB) | Request a copy |
|
Text (PENUTUP)
10. BAB 7 PENUTUP.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (43kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (48kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
12. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 February 2023. Download (518kB) | Request a copy |
Abstract
Miopia adalah salah satu penyebab terbanyak terjadinya low vision di dunia bahkan sampai menyebabkan kebutaan. Penyebab kelainan ini salah satunya adalah karena adanya kelainan retina posterior pole yang terjadi di daerah makula. Degenerasi pada makula sangat mempengaruhi tajam penglihatan penderita miopia. Pemanjangan aksial bolamata merupakan penyebab utama terjadinya kelainan retina posterior pole. Kelainan retina posterior pole pada penelitian ini adalah tilting of the optic disc, myopic crescent, atrofi peripapil, lacquer cracks, perdarahan subretina, Fuch�s spots, stafiloma posterior, tigroid fundus, atrofi korioretina dan choroidal neovascularization (CNV). Pemeriksaan segmen posterior untuk mengetahui kelainan yang terjadi menjadi hal yang sangat penting, agar mengetahui prognosis tindakan yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung panjang aksial bolamata, memeriksa gambaran kelainan retina posterior pole, menentukan korelasi panjang aksial bolamata dan derajat miopia maupun kelainan retina posterior pole penderita miopia sedang dan tinggi di Unit Rawat Jalan Mata Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Soetomo Surabaya. Hal ini memberikan informasi mengenai panjang aksial bolamata, kelainan retina posterior pole dan besarnya derajat miopia sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk memberikan informasi mengenai prognosis penyakit apabila dilakukan suatu tindakan operasi sehingga penderita mengetahui langkah-langkah dalam menangani kondisi matanya. Penelitian ini di lakukan pada 53 mata dengan 10 mata miopia sedang dan 43 mata miopia tinggi. Panjang aksial bolamata pada miopia sedang (mean: 25,89) lebih rendah bila dibandingkan miopia tinggi (mean: 28,58). Kelainan retina posterior pole miopia sedang didapatkan tigroid fundus 100%, myopic crescent 80%, lacquer crack 20%, peripapillary atrophy 2 mata 20%, atrofi korioretina 10% , retinal detachment 10% tetapi tilt disc, stafiloma posterior dan choroidoneovascularization (CNV) tidak ditemukan. Gambaran kelainan retina posterior pole penderita miopia tinggi didapatkan tigroid fundus 100%, myopic crescent 79,1%, peripapillary atrophy 69,8%, atrofi koroid 34,9%, stafiloma posterior 30,2%, lacquer crack 27,9%, atrofi korioretina 23,3%, tilt disc 13,9%, retinal detachment 9,3% dan CNV 4,6%. Kelainan retina posterior pole pada miopia sedang menunjukkan degenerasi retina ringan 100%, kelainan retina posterior pole pada miopia tinggi menunjukkan degenerasi retina ringan 25 mata (58,1%) dan degenerasi retina berat 18 mata (41,9%). Hasil uji statistik korelasi panjang aksial bolamata dan derajat miopia menunjukkan ada korelasi yang signifikan (p=0,001). Uji statistik korelasi panjang aksial bolamata dan kelainan retina posterior pole. menunjukkan korelasi yang signifikan (p= 0,001).
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PPDS.IKM.09/15 Set k | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | axial length, posterior pole retinal disorder, myopia | |||||||||
Subjects: | R Medicine | |||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Penyakit Mata | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Husnul Khotimah | |||||||||
Date Deposited: | 23 Oct 2016 17:17 | |||||||||
Last Modified: | 28 Feb 2020 07:21 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/39580 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |