ILMU KEBIDANAN VETERINER MENUNJANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Imam Mustofa, Prof. Dr. , drh., M.Kes (2011) ILMU KEBIDANAN VETERINER MENUNJANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Airlangga University Press, Surabaya. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (PIDATO PENGUKUHAN)
110. 39724.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Ilmu Reproduksi Veteriner mempelajari segala pengetahuan dan teknologi tentang perkembangan biakan ternak berikut berbagai implikasinya. Salah satu cabang Ilmu Reproduksi Veteriner adalah Ilmu Kebidanan Veteriner, cabang ilmu yang saya tekuni selama ini, sehingga pada hari ini alhamdulillah saya berkesempatan berdiri di mimbar yang terhormat ini. Sesuai dengan namanya cabang ilmu ini mengkaji perkembangan individu sejak pembuahan sampai dengan dilahirkan dan upaya-upaya menanggulangi gangguan atau kelainan yang menyertainya termasuk gangguan terhadap kesuburannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang reproduksi telah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi. Pemanfaatan Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG), yaitu suatu hormon dalam serum darah kuda bunting yang dihasilkan oleh plasenta, telah dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi keterlambatan ayam layer (petelur) berproduksi lebih dari umur 6 bulan (Mustofa dan Mahaputra, 1997a), peningkatan produktivitas (Mustofa dan Mahaputra, 1997b) dan mengendalikan perilaku mengeram ayam bukan ras (buras) (Mustofa dkk., 1998b). Hormon yang sarna dapat pula dipakai untuk meningkatkan kesuburan pada domba (Mustofa dkk., 1998a), sapi (Srianto dkk., 2000; Mustofa dan Mahaputra, 2000) dan kambing (Mustofa, 2001) dengan beberapa variasi aplikasi dan kombinasi dengan hormon prostaglandin F 2a (PGF 2a). Hasil penelitian penggunaan hormon PMSG dikombinasikan dengan hormon PGF 2a dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan) telah dipakai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan produktivitas sapi, kambing, dan domba di beberapa daerah. Pada sapi penggunaan dosis rendah PMSG untuk menginduksi kebuntingan kembar telah dicoba (Srianto, 1997; Mustofa dkk., 1997). Namun sifat long acting PMSG telah menyebabkan dihasilkannya hormon estrogen yang mengganggu implantasi embrio (Mustofa, 1997), meskipun dilakukan pengunduran waktu penyuntikan hormon heG untuk memberi waktu pematangan folikel (Mustofa, 1999). Penggunaan hormon PGF2a untuk menanggulangi infertilitas yang disebabkan oleh keadaan korpus luteum menetap (corpus luteum persisten) telah umum dipakai oleh para praktisi Dokter Hewan. Penelitian aplikasi hormon tersebut secara intra uterin dibandingkan cara intra muskuler telah menghasilkan kesimpulan reaksi yang lebih cepat, dan yang lebih penting adalah ditemukannya penghematan dosis, yaitu dosis intra uterin hanya sepertiga dosis intramuskuler (Mustofa, 2005). Pengembangan keilmuan juga telah dilakukan dengan penerapan teknik reproduksi pada satwa langka berupa penelitian pada Badak Sumatra, Bison, Anoa, dan Rusa Timorensis yang dipelihara di Kebun Binatang Surabaya (Mahaputra dkk., 1992; Mustofa dkk., 1992) dan burung Murai Batu (Copsichus malabaricus) (Mustofa dkk.,1996).

Item Type: Other
Additional Information: KKC KK PG.35/11 Mus i
Uncontrolled Keywords: ilmu kebidanan veteriner
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF811-909 Veterinary medicine of special organs, regions, and systems
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Reproduksi Veteriner
Creators:
CreatorsNIM
Imam Mustofa, Prof. Dr. , drh., M.KesUNSPECIFIED
Depositing User: Diah Widjayanti
Date Deposited: 29 Jun 2016 08:13
Last Modified: 14 Jun 2017 19:32
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/39724
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item