PENENTUAN DOSIS LETAL 50% INFUS BENALU DUKU (LORANTHACEAE, DENDROPTHOE SPECIES) PADA MENCIT (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) PEMBERIAN ORAL

Roostantia Indrawati, dr., M.Kes and Ratna Sofaria Munir, dr., MS and Moch. Lazuardi, drh., M.Si (2005) PENENTUAN DOSIS LETAL 50% INFUS BENALU DUKU (LORANTHACEAE, DENDROPTHOE SPECIES) PADA MENCIT (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) PEMBERIAN ORAL. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-authorindr-6420-lp02_08-k.pdf

Download (483kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-res-2008-authorindr-6420-lp02_08.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Benalu duku secara empirik diketahui merupakan salahsatu tumbuhan perdu parasitik yang secara laboratorik diketahui berkhasiat sebagai antikanker. Tinjauan teoritik menunjukkan bahwa bagian sari tumbuhan benalu umumnya mengandung Viskotoksin, Mistellektin serta unsur tumbuhan lain seperti Glikosida (Saponin), Tanninum dan unsur toksik seperti Mamosin. Secara spesifik macam, jenis maupun sifat fisikokimia fitofarmaka sari benalu duku hingga saat belum diketahui termasuk unsur toksik didalamnya. Terkait upaya eksplorasi fitofarmaka benalu duku, maka perlu dilakukan studi mengenai pemberian unsur tumbuhan di atas dosis lazim dan disari melalui cam infusum. Hingga saat ini studi mengenai pemberian dosis diatas dosis lazim (termasuk dosis fetal) tentang benalu duku yang disari secara infusum, belum pemah dilakukan. Dilatarbelakangi permasalah tersebut di atas maka dilakukan studi mengenai dosis lettal 50 % terhadap benalu duku yang disari dengan cam infusum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah tertentu sari benalu duku larut air panas yang mampu mengakibatkan kematian hewan coba (termasuk dampak terhadap struktur histologi hati dan ginjal). Metode penelitian yang dipilih dalam rancangan operasional adalah pasca perlakuan dengan grup kontrol, dengan jumlah serial kadar infusum benalu duku yang diujikan yaitu 50 %, 60 %, 70 % dan 80 %. Dosis fetal setiap kadar yang diberikan adalah 1 ml, 2 ml, 2,5 ml/20 g berat badan hewan coba. Hewan coba yang digunakan adalah mencit dengan kriteria jantan, usia 2-3 bulan, berat badan ± 20 g (diperoleh dari Pusat Veterina Farma J!. A. Yani Surabaya). Sampel hewan coba yang digunakan dalam serial kadar uji tiap dosis uji adalah 10 ekor mencit. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada persamaan [( Z1-#945;/2) + Z#946;]2 / [(d)2/ {(Sa)2 + (Sb)2}], dimana Z1- #945;/2 1,96, Z#946; (5 %) bernilai 1,645, d = 0,3, Sa = 0,2, sedangkan Sb = 0,17. Penelitian ini dilakukan seiama tiga buian (Agustus hingga Oktober 2005) dan dikerjakan dalam lingkungan Universitas Airlangga. Data hasil penelitian berupa nilai dosis leta! 50 %, dan gambaran kerusakan struktur histologi hati dan ginjal pasca perlakuan secara post modern pada subyek perlakuan dan kontrol. Metode pengumpulan data atau desain pengerjaan dilakukan dengan cara memberikan serial kadar 50 % hingga 80 % infus benalu duku dengan dosis 1 ml, 2 ml, 2,5 ml/20 g berat badan menggunakan sonde lambung. Selanjutnya dilakukan pengamatan jumiah kematian dan diperbandingkan dengan kontrol pasca pernberian aqua pro injeksi. Hewan coba dilakukan nekropsi dan dilakukan biopsi pada hati dan ginjal untuk pemeriksaan struktur histopatologi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan cara probit test. Gambaran kerusakan struktur histologi organ hati dan ginjal dilakukan studi komparasi dengan kelompok kontrol menggunakan cara Fisher exact test siknifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan nilai dosis fetal 50 % pada mencit pemberian infus benalu duku 50 % didapat 2,377 ml, kadar 60 % didapat 1,737 ml, kadar 70 % didapat 1,417 ml, kadar 80 % didapat 1,172 ml. Pemberian infus benalu duku kadar 50 % dan 60 % tak menimbulkan kerusakan struktur histologi organ hati mencit. Pemberian kadar 70 % dan 80 % mampu merusak struktur histologi organ hati mencit (p<0,05). Pemberian infus benalu duku pada kadar 50 %, 60 %. 70 % dan 80 % tak menimbulkan kerusakan struktur histologi organ ginjal mencit. Rekomendasi hasil penelitian yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan teknik penyarian non-air papas sekaligus sebagai upaya eksplorasi bioaktif sari benalu duku, termasuk menggunakan hewan coba golongan primate (Fakuttas Kedokteran,Universitas Airiangga : No.Kontrak 7291.103.21PG12005, Tahun 2005).

Item Type: Other
Additional Information: KKA KK LP 02/08 Ind p
Uncontrolled Keywords: DOSIS LETAL 50%; INFUS BENALU DUKU
Subjects: R Medicine
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran
Unair Research > Non-Exacta
Creators:
CreatorsNIM
Roostantia Indrawati, dr., M.KesUNSPECIFIED
Ratna Sofaria Munir, dr., MSUNSPECIFIED
Moch. Lazuardi, drh., M.SiUNSPECIFIED
Depositing User: Tn Fariddio Caesar
Date Deposited: 28 Oct 2016 23:15
Last Modified: 28 Oct 2016 23:15
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40456
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item