Wiwik Misaco Yuniarti, drh. M.Kes. and Ira Sari Yudaniayanti, drh. MP and Nusdianto, drh. MP (2008) GAMBARAN HISTOPATOLOGIK DAN MINERALISASI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) PASCA OVARIOHISTEREKTOMI DENGAN SUPLEMEN KALSIUM KARBONAT DOSIS TINGGI. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-authoryuni-7301-lp31_08-k.pdf Download (475kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-res-2008-authoryuni-7031-lp31_08.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Secara umum kalsium dapat diberikan pada semua individu yang memiliki risiko menderita osteoporosis dan pada keadaan di mana individu tersebut mengalami defisiensi kalsium. Oleh karena itu, scat ini banyak orang berusia lanjut dan wanita menopause yang mengkonsumsi kalsium tinggi. Demikian pula pemilik hewan kesayangan yang berusaha memberikan kalsium kepada hewan peliharaannya sebagai usaha mencegah terjadinya gangguan proses pembentukan tulang. Namun, penggunaan kalsium dosis tinggi tanpa diikuti dengan fosfor dalam takaran seimbang dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan kalsium � fosfor di dalam tubuh. Hal ini akan berakibat pada terjadinya presipitasi garam kalsium di dalam berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen kalsium karbonat dosis tinggi pada tikus putih pasca ovariohisterektomi terhadap kadar kalsium dan fosfor dalam ginjal dan mengetahui perubahan histopatologik pada ginjal. Dalam penelitian ini digunakan hewan percobaan sebanyak 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina jenis Sprague dawley umur 12 minggu dengan berat badan 150 � 200 g. Pada umur 13 minggu dilakukan operasi ovariohisterektomi pada semua hewan coba. Tindakan ovariohisterektomi dimaksudkan untuk menimbulkan kondisi defisiensi hormon estrogen yang dianalogkan dengan kondisi hormonal wanita pasca menopause. Pada umur 15 minggu hewan percobaan dibagi secara acak dalam empat perlakuan, masing-masing terdiri dari lima ekor tikus betina ovariohisterektomi sebagai ulangan. Masing-masing hewan coba yang telah diacak ditempatkan dalam kandang individu sesuai perlakuan. Perlakuan meliputi PO : hewan coba dengan pakan standar tanpa pemberian suplemen kalsium; P1 : hewan coba dengan pakan standar dengan suplementasi kalsium 75 mg/ekor/hari; P2 : hewan coba dengan pakan standar dengan suplementasi kalsium 225 mg/ekor/hari; P3 : hewan coba dengan pakan standar dengan suplementasi kalsium 450 mg/ekor/hari. Perlakuan suplementasi kalsium diberikan secara peroral menggunakan feding tube pada pagi hari selama 42 hari berturut-turut. Selama masa perlakuan, hewan coba diberi pakan standar (Tabel 1) sebanyak 10% BB (± 20 g)/ekor/hari dan air minum secara ad libitum. Pada akhir perlakuan (umur 21 minggu) seluruh hewan coba dieutanasi dengan cara dislokasi tulang leher. Ginjal dexter diambil dan difiksasi dalam formalin 10% untuk pembuatan preparat histopatologik dengan pengecatan Hematoksilin-Eosin (HE). Selanjutnya ginjal sinister juga diambil untuk dilakukan pemeriksaan kadar kalsium-fosfor. Analisis kadar kalsium-fosfor dilakukan di fakultas MIPA UGM, dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorbance Spectrofotometric) dengan alat Perkin Elmer 3110 untuk kalsium, sedangkan untuk analisis fosfor menggunakan metode spektrofotometric dengan alat Spektronik 20 D Miltron Roy. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar kalsium dan fosfor ginjal dianalisis dengan Anova pola searah dan dilanjutkan dengan Tukey HSD test. Gambaran Histopatologik ginjal dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan histopatologik ginjal pada kelompok tikus ovariohisterektomi dengan pakan standart tanpa suplementasi kalsium (P0) menunjukkan adanya hiperseluleritas pada daerah glomerulus dan sel-sel epitel tubulus proksimal mengalami nekrosis. Pada kelompok tikus ovariohisterektomi dengan suplementasi kalsium 75 mg/ekor/hari (P1), terlihat gambaran glomerulus yang normal, dengan sel-sel tubulus kontortus distalis berbentuk kuboid dan relatif normal. Gambaran histopatologik ginjal pada kelompok tikus ovariohisterektomi dengan suplementasi kalsium 225 mg/ekor/hari (P2), menunjukkan adanya perubahan pada ginjal yaitu glomerulus terlihat membengkak, lumen-lumen tubulus mengalami penyempitan dan terlihat adanya kongesti. Pada kelompok tikus ovariohisterektomi dengan suplementasi kalsium 450 mg/ekor/hari (P3) menunjukkan kerusakan ginjal yang lebih parah lagi, dimana glomerulus membengkak serta sel-sel epitel tubulus kontortus proksimal sudah mengalami nekrosis. Hasil pemeriksaan kalsium ginjal berdasarkan analisis secara statistik menggunakan anova pola searah menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) diantara kelompok perlakuan. Hasil analisis statistik anova pola searah terhadap kadar fosfat ginjal menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05) diantara kelompok perlakuan. Dari hasil Tukey HSD test menunjukkan bahwa kadar fosfat ginjal yang terendah terdapat pada kelompok perlakuan P1 yaitu tikus ovariohisterektomi dengan pakan standart dan suplementasi kalsium 75 mg/ekor/hari yang tidak berbeda nyata dengan kelompok P0, tapi berbeda nyata dengan kelompok P2 dan P3, demikian juga PO tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pemberian suplemen kalsium karbonat dosis tinggi 450 mg/ekor/hari pada tikus ovariohisterektomi (P3) akan menyebabkan perubahan pada ginjal, dan dari hasil pemeriksaan kadar kalsium ginjal pada kelompok P3 didapatkan kadar yang paling rendah sebaliknya kadar fosfatnya paling tinggi, hal ini menunjukkan adanya retensi fosfat yang merupakan gejala gagal ginjal melanjut. Hasil ini juga didapat pada kelompok perlakuan PO dan P2. Pada tikus Ovariohisterektomi dengan pakan standart dan suplementasi kalsium 75 mg/ekor/hari (P1), berdasarkan gambaran histopatologik ginjal tidak ditemukan perubahan yang signifikan dengan ditemukannya gambaran glomerulus yang normal dan sel epitel tubulus yang berbentuk kuboid, demikian juga basil kadar kalsium dan fosfat ginjal pada kelompok PI juga normal. Untuk basil yang maksimal disarankan konsumsi kalsium untuk mencegah terjadinya osteoporosis sebaiknya jangan menggunakan dosis tinggi, tapi dosis normal dan harus ada waktu penghentiannya, serta perlu dilakukan peneletian lebih lanjut tentang jenis kalsium yang aman untuk ginjal dan efektif pada tulang.
Item Type: | Other | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK-2 LP 31/08 Yun g | ||||||||
Uncontrolled Keywords: | HISTOPATOLOGIK DAN MINERALISASI GINJAL; PASCA OVARIOHISTEREKTOMI | ||||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV4905-4959 Animal experimentation. Anti-vivisection S Agriculture > SF Animal culture |
||||||||
Divisions: | Unair Research > Exacta | ||||||||
Creators: |
|
||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | ||||||||
Date Deposited: | 30 Oct 2016 20:00 | ||||||||
Last Modified: | 30 Oct 2016 20:00 | ||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40500 | ||||||||
Sosial Share: | |||||||||
Actions (login required)
View Item |