Amir Fatah, S.S., M.Hum and Sri Rahmawati, M.Si (2008) MEGENGAN: DINAMIKA ISLAMISASi MASYARAKAT JAWA DALAM MENJALANKAN SYARIAT ISLAMIYAH. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-res-2008-fatahamir-6320-kkbkk-2-k.pdf Download (60kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-res-2008-fatahamir-6320-kkbkk-2-7.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang menyukai budaya serimoni. Setiap aktivitas kehidupannnya selalu ditandai dengan upacara atau serimoni. entah itu berkaitan dengan siklus hidup mapun dengan hari-hari penting atau hari besar keagamaan selalu di peringati dengan serimoni. tradisi serimoni di Jawa merupakan sisa peninggalan Hindu-Budha. ketika Agama islam masuk, nilai-nilai tradisi sebelumnya masih melekat dalam jiwa orang Jawa yang baru saja memeluk Islam sebagai agamanya dalam ajaran Islam , puasa di bulan ramadhan termasuk rukun iman yang wajib dilakukan oleh setiap muslim di seluruh dunia. Ibadah tersebut adalah ibadah tahunan. bagi orang Jawa bulan ramadhan adalah bulan suci bulan penuh berkah, oleh karenanya disambut dengan upacara atau serimoni. mereka membuat kue apem sebagai simbol penerimaan dirinya terhadap Islam. kue apem tersebut dibagi-bagikan pada tetangga dan sebagain lagi di bawa ke mesjid untuk diberi doa yang dipimpin oleh imam masjid selanjutnya dibagi- bagikan pada jamaah yang hadir pada sholat magrib. kue apem sebagai simbol mohon ampun atas kesalahan sehingga memasuki ibadah puasa dijalani dengan perasaan suci dan ikhlas. Sekarang konteks megengan mengalami pergeseran makna. masyarakat Jawa sekarang menginterpretasikan megengan dengan kirim dunga pada orang-orang yang sudah meninggal pergeseran makna demikian adalah wajar karena tradisi pada dasarnya dinamis.

Actions (login required)

View Item