UJI PATOGENITAS BAKTERI PEKTINOLITIK TERHADAP IKAN BANDENG (Chanos chanos), UPAYA SELEKSI BAHAN PENGEMBANGAN PROBIOTIK PENEKAN PERTUMBUHAN Microcystis aeruginosa

Endang Dewi Masithah and Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.Si. and Juni Triastuti, M.Si., S.Pi. (2006) UJI PATOGENITAS BAKTERI PEKTINOLITIK TERHADAP IKAN BANDENG (Chanos chanos), UPAYA SELEKSI BAHAN PENGEMBANGAN PROBIOTIK PENEKAN PERTUMBUHAN Microcystis aeruginosa. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-authormasi-7263-lp61_08-k.pdf

Download (425kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-res-2008-authormasi-7114-lp61_08.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Permasalahan Informasi pengembangan probiotik untuk mengatasi masalah Microcystis aeruginosa di Indonesia belum diketahui, selain produk komersial impor. Padahal bakteri sebagai pengendali hayati bersifat sangat spesifik (Isnansetyo, 2005). Hal ini didukung beberapa penelitian yang membuktikan bahwa, pengg unaan bakteri isolat lokal untuk suatu tujuan, memberikan basil lebih efektif dibanding produk komersial yang umumnya berasal dari luar negeri (Nganro dkk., 1997; Sutanto dan Suprapto, 2004; Susanto dkk., 2005.). Penelitian ini merupakan rangkaian upaya pengembangan probiotik antagonisme penekan Microcystis aeruginosa. Pengembangan probiotik ini berdasarkan sifat bakteri yang memproduksi poly 1,4-a-d galacturonidase yang mampu mendegradasi pektin, suatu polisakarida komponen utama penyusun dinding sel Microcystis aeruginosa. Mikroba probion bersifat sangat spesies spesifik. Artinya, bagi inang tertentu, suatu mikroba dapat bertindak sebagai probiotik penekan mikroba patogen, namun bagi inang yang lain, mikroba tersebut justru bersifat patogen (Isnansetyo, 2005). Oleh karena itu, prosedur seleksi pengembangan mikroba probion untuk akuakultur terdiri dari beberapa tahap utama, salah satunya adalah pengujian patogenitas isolat terhadap inang (Irianto, 2003). Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu : apakah bakteri pektinolitik basil isolasi dari tambak Lamongan dan Gresik bersifat patogen terhadap ikan bandeng (Chanos chances) ? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat patogenitas bakteri pektinolitik yang telah berhasil diisolasi dan tambak Lamongan dan Gresik terhadap ikan bandeng. Dengan diketahui sifat patogenitas, maka dapat ditentukan potensinya sebagai bahan dalam pengembangan probiotik dan diketahui batas dosis yang dapat digunakan sebagai probiotik antagonisme penekan pertumbuhan Microcysns aeruginosa. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mirobiologi, Jurusan Biologi, Faktiltas MiPA Unair; Laboratorium Budidaya Perairan, Fakkultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga dan Kolam ikan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan 5 perlakuan dan i kontrol. Masing-mssing perlakuan dan kontrol diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang diberikan adalah : Perendaman bandeng pada air dengan konsentrasi bakteri 101 sel/ml; 103 sel/ml; 105 sel/ml; 107 sel/ml; 109 sel/ml dan tanpa peren darn an bakteri (Kontrol) Uji patogenitas metode perendainan dilakukan pada larva bandeng dalam toples volume 3 liter. Toples diisi air sebayak 2 liter dan diisi larva bandeng (nener) dengan jumlah 100 ekor per toples dan dilengkapi aerasi. Sebagai parameter utama adalah Survisal Rate (%) dan tingkah laku ikan (cara berenang, nafsu makan dan keaktifan) serta adanya tanda-tanda klinis serangan bakteri. Parameter penunjang adalah suhu, DO dan pH air. Semua parameter diamati tiap hari. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap. Data diuji menggunakan ANOVA. Bila terdapat perbedaan, dilanjutnya dengan Uji Beda Nyata Terkecil (Steel and Torrie, 1991) Uji patogenitas metode injeksi dilakukan pada larva berukuran gelondongan, dalam wadah volume 20 liter. Wadah diisi 3 volume dan diisi 5 ekor ikan, dilengkapi aerasi. Injeksi dilakukan secara intramuscular (IM) dengan kepadatan berbeda sebagai perlakuan, yaitu 101, 103, 105, 107dan 109 sel/ml sebanyak 0,2 ml (Murdjani dkk., 2005). Sebagai kontrol adalah bandeng tanpa pemberian bakteri. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Lama pemeliharaan adalah 14 hari. Setelah itu, ikan dibunuh dan dibuat preparat histopat terhadap insang dan hepar. Adanya tanda-tanda serangan bakteri diamati pada preparat histopat. Selain itu dilakukan pula pengamatan terhadap warna insang, warna ginjal. adanya haemoragic pada kulit dan insang serta tingkah laku ikan selama pcmeliharaan. Sebagai parameter penunjang adalah suhu, DO dan pH air. Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri pektinolitik 1i7avohacaterium dan Pseudomonas yang diujikan, tidak bersifat patogen terhadap ikan bandeng. Dengan demikian, kedua isolat bakteri tersebut dapat direkomendasikan untuk skrening tahap selanjutnya guna pengembangan probiotik untuk menekan Microcystis aeruginosa. Kandidat bakteri penyusun probiotik hares tidak memiliki efek negatif terhadap keseimbangan ekologi perairan dan tidak bersifat patogen terhadap ikan yang dipelihara. Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan bakteri probiotik ini, uji patogenitas dan dampak terhadap komposisi phytopankton dan zooplankton, kualitas air dan ikan yang dipelihara hares dilakukan dengan Letat. Kualitas air media perlakuan selama penelitian relatif masih sesuai untuk kehidupan ikan bandeng. Oksigen terlarut, pH dan suhu air masing-masing berkisar antara 5-6 ppm, 7-8 dan 27-290C. Saran Dilakukan skrening lanjutan terhadap bakteri pektinolitik tersebut sesuai tahapan skreening yang hama dipenuhi dalam standar pengembangan probiotik lingkungan.

Item Type: Other
Additional Information: KKC KK LP. 61/08 Mas u
Uncontrolled Keywords: Bakteri Pektinolitik; Ikan Bandeng; Mycrocystis Aeruginosa
Subjects: Q Science > QL Zoology > QL614-639.8 Fishes
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF780.2-780.7 Veterinary microbiology, bacteriology, virology, mycology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan
Unair Research > Exacta
Creators:
CreatorsNIM
Endang Dewi MasithahUNSPECIFIED
Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.Si.UNSPECIFIED
Juni Triastuti, M.Si., S.Pi.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Elvi Mei Tinasari
Last Modified: 26 Sep 2016 06:57
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/42716
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item