Sukaryanto, Drs., M.Si. and Shinta Devi Ika Santhi Rahayu, S.S., MA. (2012) Etnosentrisme di Sampit : Kasus warga Dayak dan Warga Madura pasca konflik. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2013-sukaryanto-27360-lp.41-13-e.pdf Download (685kB) | Preview |
Abstract
Riset ini berupaya menemukan satu bentuk pemahaman tentang tingkat penerimaan sosial dan etnosentrisme warga Oayak dan warga Madura di lokasi bekas konflik, yakni Sampit, yang bisa digunakan sebagai masukan bagi upaya memulihkan keharmonisan hubungan antaretnik. Riset ini" didesain melalui dua tahap. Tahun pertama (2012) dilakukan pengukuran tingkat penerimaan sosial warga Sampit selaku the native terhadap keberadaan warga etnis Madura selaku the stranger di Sampit, dan menemukan betnosentrisme warga Sampit. Tahun kedua (2013) mengukur tingkat penerimaan sosial warga etnis Madura selaku stranger terhadap warga Sampit dan etnosentrisme warga Madura. Lokasi riset adal~h Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimanatan Tengah. Populasi penelitian adalah warga masyarakat di kabupaten tersebut, khususnya yang pemah terlibat konflik Sampit tahun 2001 lalu. Proses pengumpulan data menggunakan dua metode, yakni metode survai dengan instrumen angket dan wawancara mendalam (in depth). Analisis data kuantitatif untuk melihat tingkat penerimaan sosial dengan menggunakan metode analisis statistik korelasi bivariat Pearson. Sedang untuk memahami etnosentrisme melalui data hasil wawancara in depth dianalisis dengan cultural domain analysis. Temuan riset ini adalah bahwa tingkat penerimaan sosial warga Dayak di Sampit terhadap warga Madura ada variasi. Hal itu berdasarkan tingkat pendidikan, yang berpendidikan sekolah dasar, beragama Kaharingan, dan berdomisili di pedalaman memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi terhadap warga Madura. Warga Dayak yang penerimaan sosialnya tinggi itu bisa dikatakan identik dengan kemumian kebudayaan Dayak. Berdasarkan temuan di atas maka dalam upaya menciptakan harmoni sosial dan integrasi bangsa, diperlukan pelestarian danJatau penumbuhkembangan kebudayaan Dayak, khususnya di kalangan warga Dayak yang penerimaan sosialnya rendah, yakni warga di perkotaan yang bisaanya berpendidikan menengah ke atas dan beragama Islam dan Kristen.
Item Type: | Other | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 LP.41/13 Suk e (FULLTEXT TIDAK TERSEDIA) | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Social distance, Sampit, Dayak, Madurese, ethnocentrism, stranger, native | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM621-656 Culture K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K190-195 Ethnological jurisprudence. Primitive law K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K7000-7720 Private international law. Conflict of laws Q Science > Q Science (General) > Q179.9-180 Research |
||||||
Divisions: | Unair Research > Non-Exacta | ||||||
Creators: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Joko Iskandar | ||||||
Date Deposited: | 28 Oct 2016 19:54 | ||||||
Last Modified: | 28 Oct 2016 19:57 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/43114 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |