Sutrisno (1998) FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN POLITIK PENYEBAB MUNCULNYA KEKERASAN POLITIK DI JATIM: STUDI KASUS DI KABUPATEN BANGKALAN DAN PASURUAN. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (104kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Secara garis besar penelian ini mengajukan tiga masalah utama berikut: Pertama. faktor-faktor sosial ekonomi dan politik apakah yang menjadi akar persoalan kekerasan politik di seputar pemilu 1997 Kedua, 8agaimanakah bentuk-bentuk kekerasan politik yang terjadi Ketiga, apakah munculnya kekerasan politik di seputar pemilu lebih dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang berada dalam diri pelaku kekerasan atau variabel-variabel yang berada di luar para pelaku kekerasan? Keempat, solusi macam apakah yang dapat ditawarkan untuk memeradam munculnya kekerasan politik di masa~masa mendatang? Oleh karena itu. tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menelusuri beberapa akar persoalan munculnya kekerasan politik di seputar pemilu. baik menjelang dan selama kampanye maupun pada hari H dan sesudah pemilu 1997. Di samping itu, juga dimaksudkan untuk mencari solusi atau formula pemecahan sehingga peristiwa-peristiwa yang sama tidak terulang di waktu-waktu mendatang. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menjawab permasalahan di atas, tim peneliti memilih tiga media massa dijadikan sebagai sumber data. yakni Harian Kompas. Jawa Pos dan Bernas. Pemilihan tiga media massa ini didasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut. Data-data dikumpulkan melalui studi pustaka terhadap berita-berita di ketiga media massa. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yang kemudiandinterpretasi dan dianalisis sesuai dengan isi berita yang ada. Dalam analisis data yang diperoleh. sejauh mungkin didasarkan pada teori-teori yang ada, sehingga lebih memberi makna teoritis terhadap temuan yang diperoleh. Sejauh memungkinkan. data-data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi~ agar para pembaca lebih muda memahinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor utama yang mendorong munculnya kekerasan politik. Pertama, faktor politik atau struktural. terutama sikap oknum pejabat yang dinilai kurang adil. Kedua, faktor psikologi sosial atau perasaan egoismell terhadap OPP yang didukungnya. Sementara itu. bentuk-bentuk kekerasan politik yang terjadi sebagian besar berupa pengrusakan atau pembakaran kantor pemerintah. Beberapa kantor pemerintah yang sering menjadi sasaran amuk massa adalah kantor desa, kantor kecamatan, kantor pembantu bupati, bank-bank pemerintah, dan sebagainya. Bentuk kekerasan politik yang lain adalah pengrusakan/pembakaran fasilitas umum. pengrusakan/pembakaran rumah/toko, kendaran, pengrusakan/pembakaran perkelaian antara OPP. dan sebagainya. Saran yang diajukan oleh tim peneliti agar kekerasan yang sama tidak muncul di masa-masa mendatang adalah dengan menerapkan sistem demokrasi secara sunguh-sunguh. Hal ini didasarkan pertimbangan karena dengan menerapkan sistem demokrasi secara sungguh-sungguh maka konflikkonflik kepentingan antar kelompok dapat diselesaikan melalui lembaga-lembaga demokrasi yang ada dan memungkinkan masyarakat mengontrol kepada para pemegang kekuasaan. Di samping itu, aparat pemerintah. baik sipil maupun ABRl, sebaiknya bersikap adil terhadap semua pendukung kontestan yang ada.
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK 303.6 Fak 2 | ||||
Uncontrolled Keywords: | Jawa Timur-kerusuhan; konflik sosial | ||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology | ||||
Divisions: | Unair Research > Non-Exacta | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Dwi Prihastuti | ||||
Date Deposited: | 19 Sep 2016 02:53 | ||||
Last Modified: | 28 Dec 2017 06:11 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/43461 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |