Septi Ariadi (1992) CITRA RUMAH SUSUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP WARGA PEMUKIMAN KUMUH TERHADAP UPAYA PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH MELALUI PROGRAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN. FISIP UNAIR, SURABAYA. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (74kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
44350-min.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian sebagaimana yang dilaporkan ini sesungguhnya ingin memahami lebih jauh mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sikap warga kota yang tinggal di pemukiman kumuh terhadap upaya peremajaan pemukiman kumuh melalui program pembangunan rumah susun. Disamping itu persoalan yang berkait dengan bagaimana citra rumah susun yang terbentuk di benak warga kota yang tinggal di pemukiman kumuh juga tidak l upu t dari kajian studi ini. Dengan mengambil sampel sebanyak 100 responden melalui teknk sistematik random sampling yang diambil dari tiga wilayah secara purpusive, yakni; kelurahan Krembangan, Kampung Dupak dan Kelurahan Simolawang selanjutnya penelitian ini menghasilkan beberapa temuan pokok sebagai berikut: (1) Ternyata sebagian besar warga kota yang tinggal di pemukiman kumuh berpendidikan rendah. bekerja di sektor informal, dengan pendapatan yang relatif pas-pasan, bahkan tidak jarang dari mereka yang mempunyai tingkat kerentanan yang cukup tinggi. (2) Warga pemukiman kumuh biasanya memiliki kerabat dan ternan dekat yang berfungsi sebagai jaringan penunjang untuk mengeliminir tekanan-tekanan ekonomi yang harus mereka hadapi. Oleh karena itu tidak jarang penghuni pemukiman kumuh ini menilai bahwa uang muka dan cicilan rumah susun tergolong mahal. (3) Heski sebagian besar warga pemukiman kumuh menilai kualitas dan luas bangunan tergolong sUdah memadai, tetapi tidak jarang yang menilai bahwa bentuk rumah yang vertikal tersebut cukup melelahkan, terutama untuk orang tua. (4) Berbagai fasilitas yang tersedia di rumah susun seperti air bersih, parkir, keamanan dan tempat sampah umumnya dinilai sUdah oukup memadai. Satu fasilitas yang dirasakan kurang memadai adalah tempat jemuran. (5) Sebagian besar warga pemukiman kumuh, khususnya yang berpenghasilan tinggi umumnya menilai bahwa rumah susun adalah rumah untuk kelompok masyarakat kelas bawah. Pada umumnya penghuni pemukiman kumuh juga menilai bahwa tinggal di rumah susun akan merangsang gaya hidup jor-joran. privacy menjadi terbatas. mudah memicu konflik dengan tetangga. tidak cocok untuk keluarga somah dan memperkeoil peluang untuk membuka usaha. (6) Sementara itu warga kota yang tinggal di pemukiman kumuh menilai bahwa kelebihan utamarumah susun adalah sifat perman en dari bangunan. keamanan pemilikan haknya serta kemungkunan keeil untuk digusur. (7) Apahila ditinjau dari aspek perawatan ternyata sebagian oesar penghunI perftukiman kumuh mempunyai anggapan bahwa lebih mudah merawat rumah biasa daripada rumah susun.Disamping itu jika diminta untuk memilih tempat tinggal ternyata sebagian besar penghuni pemukiman kumuh lebih memi1ih untuk tingga1 di rumah biasa daripada tinggal di rumah susun.
Item Type: | Other | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKS KK 643.2 Ari c | ||||||
Uncontrolled Keywords: | rumah susun ; pemukiman kumuh | ||||||
Subjects: | H Social Sciences | ||||||
Divisions: | Unair Research > Non-Exacta | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Fahimatun Nafisa Nafisa | ||||||
Date Deposited: | 26 Sep 2016 03:40 | ||||||
Last Modified: | 20 Jun 2017 19:07 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/44350 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |