DICKY SUMARSONO, 049314246
(2000)
ANALISIS PENDEKATAN EARNING ABILITY, ASSET QUALITY, GROWTH
RATE, LIQUIDITY, EQUITY DAN STRATEGIC RESPONSE QUOTIENT DALAM MEMPREDIKSI BANK BERMASALAH DAN BANK TIDAK BERMASALAH
(STllDJ PADA JNDUSTRI PERBANKAN DJ BURSA EFEK JAKARTA).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Muneulnya krisis perbankan yang tetjadi di Indonesia ditandai oleh beberapa indikator seperti tingginya kredit bermasalah, kesulitan likuiditas serta insolvensi dari lembaga keuangan maupun perbankan. Apabila pihak-pihak terkait dapat mengetahui seeara akurat dan bahkan memprediksi bank yang bermasalah untuk masa yang akan datang akan sangat membantu dalam melakukan tindakan-tindakan yang harns diambiL
Berdasarkan pengamatan atas 39 laporan keuangan untuk periode 1995 sampai dengan 1997 pada 13 bank yang tereatat di BEJ, dimana 6 diantaranya dinyatakan sebagai bank bermasalah pada 21 Agustus 1998 dan 7 lainnya dinyatakan sebagai bank tidak bermasalah (masuk kategori A dalam program rekapitalisasi 13 Maret 1999) yang dipilih berdasarkan kriteria yang sarna meliputi jenis industri, periode dan besaran asset. Menggunakan metode Discriminant Analysis, temyata pendekatan EAGLES dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi bank bermasalah dan bank tidak bermasalah satu hingga tiga tabun sebelumnya, dengan tingkat ketepatan 97,4 % dari data awaL Kemudian diperoleh rasicrrasio yang seeara signifikan membedakan kinetja bank bermasalah dan bank tidak bermasalah, yaitu Deposit to Loan Ratio (DLR), Pangsa Pasar Pinjaman (PPP), Pangsa Pasar Deposit (PPD), Rasio Modal Inti (RMI), Rasio Keeukupan Modal (RKM), Return On Asset (ROA) dan Rasio Biaya Personalia Terhadap Biaya Di Luar Bunga (BPTBDB), yang tidak berdiri sendiri dengan keseluruhan (12) rasio yang ada.
Melalui pengembangan lebih lanjut diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat guna meningkatkan kemampuan dalam mengantisipasi kegagalan perusahaan (perbankan), yang sangat penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan dalam proses pereneanaan dan pengambilan keputusannya. Manajer yang dilengkapi dengan model prediksi kegagalan yang efektif dapat melakukan langkah-Iangkah korektif dan kemungkinan untuk mencegah tetjadinya kegagalan dalam perusahaannya. Investor perorangan dan yang mengelola portofolio dalam jumlah besar dapat meningkatkan kinerjanya jika dapat membedakan perusahaan mana yang lemah dan mana yang sehat. Juga sangat bermanfaat bagi auditor, untuk menentukan kemampuan klien dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, seperti yang disyaratkan dalam PSA No. 30. 8agi otoritas pengawas perbankan dapat digunakan sebagai dasar dalam membangun model pengawasan dini (early warning model) guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis perbankan di masa mendatang.
Actions (login required)
|
View Item |