MOHAMAD FADJAR KURNIAWAN, 060012742
(2004)
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK SERUM KUDA BUNTING
SETELAH SEPARASI DENGAN SEPHADEX G·25 PADA MEDIA
PEMATANGAN TERHADAP PEMBUAHAN IN VITRO
PADA SAPI.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak serum kuda bunting setelah separasi dengan sephadex G-25 pada media pematangan terhadap pembuahan in vitro dan untuk mengetahui urutan hasil separasi serum kuda bunting yang dapat memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pembuahan in vitro.
Serum kuda bunting didapatkan dengan mengambil darah kuda bunting pada umur kebuntingan 3,5 bulan melalui vena jugularis. Serum kuda bunting diseparasi dengan sephadex G-25. Setiap fraksi hasil separasi ditampung dalam tabung kaca dengan volume 20 tetes. Tabung yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung ke-3 sampai tabung ke-ll. Setiap tabung hasil separasi diekstraksi menggunakan metanol dan dilakukan blowing up. Oosit didapatkan dengan melakukan aspirasi ovarium sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian Surabaya.
Sebagai perlakuan oosit dimatangkan dalam media pematangan TCM-199
+ Ekstrak serum hasil separasi ke-3, 4, 5 (Pl), TCM-199 + Ekstrak serum hasil separasi ke-6, 7, 8 (P2), TCM-199 + Ekstrak serum hasil separasi ke-9, 10, 11 (P3), TCM-199 + Ekstrak serum yang tidak diseparasi (whole serum) (p4) dan TCM-199 saja sebagai kontrol (PO). Setelah inkubasi selama 24 jam oosit matang siap dibuahi. Pengamatan hasil pembuahan dilakukan 48 jam setelah pembuahan.
Parameter yang diamati adalah persentase jumlah embrio hasil pembuahan. Analisis data menggunakan Analisis Variansi (ANA VA), sedangkan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase jumlah embrio hasil pembuahan in vitro setelah penambahan ekstrak serum kuda bunting setelah separasi dengan sephadex G-25. Persentase jumlah embrio terbaik secara statistik didapatkan dari perlakuan 1 (pI) dan perlakuan 4 (p4). Secara nominal pcrlakuan I (p 1) meningkatkan rata-rata persentase jumlah embrio hasil pembuahan in vitro paling tinggi.
Actions (login required)
|
View Item |