DWI TJAHYA NUGRAHA, 049514950
(2000)
ANALISIS DAMPAK PELAKSANAAN COMMON EFFECTIVE PREFERENTIAL TARIFF (CEPT) KOMODITI ALAS KAKI ANTAR ANGGOTA ASEAN FREE TRADE AREA (AFfA) TERRADAP PERKEMBANGAN IMPOR KOMODITI
ALAS KAKI INDONESIA.
Skripsi thesis, Airlangga University.
Abstract
Salah satu jenis kebijaksanaan perdagangan internasional ad~ kebijaksanaan tarif. Pada kebijaksanaan tarif tersebut terk;fu;~ kebijaksanaan tarif bea masuk. Tarif bea masuk adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap komoditi yang memasuki wilayah custom area suatu negara. Setiap komoditi yang diimpor o)eh suatu negua pengimpor termasuk Indonesia baik yang berasal dari sesama negara-negara anggota ASEAN Free Trade Area (AFTA) maupun negara-negara lain bukan anggota AFT A akan dibebani dengan suatu bea masuk yang ditetapkan oleh pemerintahan negara pengimpor tersebut. AFT A merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi, termasuk di dalamnya adalah bidang perdagangan internasional, antar sesama anggota Association South East Asia Nation (ASEAN) dengan tujuan untuk meningkatkan nUai dan kuantitas perdagangan diantar mereka yang ditandai dengang pembedaan pengenaan tarif bea masuk antara negara-negara anggota AFT A dengan negara-negara bukan anggota AFTA. Salah satu kebijaksanaan perdagangan internasionalnya yang harus dilaksanakan oleh masing-masing negara anggotanya termasuk Indonesia adalah pelaksanaan program Comnwn Effective Preferential Tariff (CEPT) yang ditandai dengan 'penurunan tarif bea Dlasuk terhadap komoditi manufaktur termasuk komoditi alaskaki, komoditi barang modal dan komoditi pertanian hasil olahan yang berasal dari sesama negua anggota AFT A dengan tetap memberikan tarif bea masuk yang berbeda terhadap negara-negara bukan anggota AFTA.
Kebijaksanaan penurunan tarif bea masuk yang dilakukan oleh Indonesia pada komoditi alas kaki impor yang berasal dari negara-negara anggota AFT A dalam rangka pelaksanaan program CEPT menyebabkan kenaikan jumlah kuantitas komoditi alas kaki impor yang berasal dari negara-negara anggota AFT A tersebut dan dampak tersebut disebut trade creation. Kebijaksanaan tersebut juga mempunyai dampak terhadap perubahan jumlah kuantitas komditi alas kaki impor yang berasal negaranegara lain bukan anggota AFTA. Dampak yang diperoleh adalah peningkatan jumlah kuantitas komoditi alas kaki impor yang berasa) dari negara-negara lain bukan anggota AFT A sehingga kebijaksanaan tersebut yang diperkirakan akan menimbulkan trade diversion terhadap komoditi alas kaki impor yang be rasa I dad negara-negara bukan anggota AFTA tidak terjadi. Hal tersebut disebabkan karena hubungan antara komoditi alas kaki impor yang berasal dari negara-negara anggota AFT A dengan yang berasal dari negara-negara bukan anggota AFT A adalah hubungan komplementer.
Actions (login required)
|
View Item |