MAKNA DOA-DOA DAN PERLENGKAPAN SAJIAN PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK SEBUAH TINJAUAN SEMANTIK

PIPIT NOVITA, 120010165 (2004) MAKNA DOA-DOA DAN PERLENGKAPAN SAJIAN PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK SEBUAH TINJAUAN SEMANTIK. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
FS.BI 22-05 Nov M.pdf

Download (219kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian yang beIjudul "Makna Doa-Doa dan Perlengkapan Sajian Perayaan Tabun Barn Imlek Sebuah Tinjauan Semantik" ini akan membabas tentang dua hal, yaitu bentuk dan makna doa-doa pada perayaan tabun barn Imlek dan makna perlengkapan sajian pada perayaan tabun barn Imlek menurut konsep kebudayaan masyarakat Tionghoaberagama Konghucu. Metode yang digunakan pada peneiitian ini adalah metode deskriptif dengan metode pengumpulan data secara kualitatif. Metode deskriptif dipakai karena penelitian ini tennasuk dalam kaj ian etnografi, yaitu suatu studi tentang kebudayaan-kebudayaan tertentu yang bersifat deskriptif (Winick dalam Tarwotjo, 1994: 15). metode pengumpulan data yangdigunakan daIam kajian etnografi adalah metode pengumpulan data secara kualitatif, meliputi observasi partisipasi, wawancara, dan pengumpulan data pustaka lain yang berkaitan dengan penelitian. Analisis pada penelitian ini berdasarkan pada beberapa teori yaitu teori kebudayaan, teori makna Saphir-Whorf, dan teori relasional tentang makna. Teori kebudayaan yang digunakan adalah teori kebudayaan Spradley (1997: xx) yang mempunyai konsep dasar memabami kebudayaan dari sudut pandang masyarakat asli, dalarn hal ini memaharni perayaan tabun barn Imlek dari sudut pandang masyarakat Tionghoa beragama Konghucu. Levi Strauss dalam Duranti (1997: 33) menegaskan bahwa semua kebudayaan merupakan suatu sistem tanda selain itu digunakan teori kebudayaan Vygostky tentang sistem peralatan sebagai bagian dari kebudayaan. Saphir-Whorf mengemukakan gagasan bahwa bahasa merupakan simbal yang merepresentasikan dan memahami realitas dunia. Di dalarn doa-doa perayaan tabun barn lmlek dapat dilibat adanya simbolsimbal yang berupa kata-kata harmoni, satya, kebajikan, dan kesusilaan yang dibentuk dan membentuk pandangan hidup masyarakat Tionghoa beragama Konghucu. Makna budaya dari kata keselarasan merupakan suatu konsep keseimbangan hubungan dengan Thian (Tuhan), leluhur, dan sesarna manusia. Perlengkapan upacara pada perayaan tabun barn Imlek juga mengandung makna sebagai suatau sarana untuk menghiIangkan nasib buruk. Hal ini dikarenakan kata hun selain berarti ikan juga berarti kegelapan. Jadi dibarapkan pada tabun yang barn segala nasib buruk hilang berganti dengan nasib baik dan keberuntungan. Kesimpulan yang dapat mambil dari penelitian ini adalah makna budaya yang terdapat pada doa-doa perayaan tabun barn ImIek mengenai konsep-konsep ajaran agarna Konghucu. Selain doa dalam perayaan tabun barn Imlek digunakan perlengkapan sajian yang berupa makanan, kue-kue, dan peralatan upacara serta warna-warna tertentu yang menyimbolkan usaha manusia untuk berkomunikasi dan representasi dari kebudayaan masyarakat Tionghoa beragama Konghucu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FS BI 22/05 Nov m
Uncontrolled Keywords: PRAYER, CHINESE NEW YEAR
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P325-325.5 Semantics
Divisions: 12. Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia
Creators:
CreatorsNIM
PIPIT NOVITA, 120010165UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorNi Wayan Sartini, Dra. , M. HumUNSPECIFIED
Depositing User: S.Sos. Sukma Kartikasari
Date Deposited: 07 Dec 2016 20:33
Last Modified: 11 Jun 2017 20:00
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/48653
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item