TANTI TRILYUNANI GINA PRAJA, NIM 069311949
(1998)
PEMANFAATAN LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) SEBAGAI PENGOBATAN LUKA INFEKSI Slaphyiococcus aurcus PADA KELINCI.
Skripsi thesis, Airlangga University.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian lendir bekicot (Achalina [utica) dapat mempercepat proses penyembuhan luka infeksi Staphylococcus aureus dan perbedaan lama proses 'penyembuhan luka infeksi
S. aureus pada kelinci yang diberi lendir bekicot konsentrasi 50% dan 100 %.
Dalam penelitian ini digunakan 45 ekor kelinci yang kemudian dibagi menjadi 30 ekor untuk penentuan ID 50 dan 15 ekor untuk perlakuan penelitian secara in vivo. Infeksi buatan dilakukan dengan cara menginsisi sepanjang ±2 em dengan kedalaman ± 0,5 em pada paha kanan, kemudian diinokulasi dengan suspensi Staphylococcus aureus sebanyak tiga tetes pipet Pasteur (0,15 ml) dengan pengenceran sesuai hasil penghitungan ID 50. Setelah timbul gejala klinis yaitu abses dilakukan pengobatan dengan memberikan lendir bekicot konsentrasi 0% (kontrol), 50%, dan 100%. Dosis yang digunakan tiga tetes pipet Pasteur setiap kali pemberian dan sebanyak tiga kaH sehari sampai kesembuban terjadi. Pengamatan dilakukan setiap pemberian pengobatan. Disain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) yang terbagi menjadi tiga perlakuan dan lima ulangan. Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot bermanfaat sebagai pengobatan luka infeksi S. aureus pada kelinci dimana antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang sangat nyata (p<O,Ol) sedangkan antara konsentrasi 50% dan 100% tidak berbeda nyata.
Actions (login required)
|
View Item |