RATU SITI AGHNIA MAWADDAH, 121211133044 (2016) STRUKTUR, DUALITAS KOMPLEMENTER DAN MAKNA DALAM NOVEL MULAI SAAT INI SEGALANYA AKAN BERUBAH KARYA ELIZA VITRI HANDAYANI. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (474kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) FS. BI. 83-16 Maw s.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian berjudul ―Struktur, Dualitas Komplementer, dan Makna dalam novel Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah Karya Eliza Vitri Handayani‖ ini bertujuan mengungkap makna dualitas komplementer yang terdapat dalam struktur novel tersebut. Hal tersebut diungkap melalui prespektif struktural yang terdapat dalam novel. Penelitian ini memanfaatkan teori struktural dari Tzvetan Todorov. Untuk mengungkap makna dualitas komplementer yang terdapat dalam struktur novel ini, analisis terfokus pada unsur-unsur struktur novel Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah antara lain alur, sudut pandang, latar waktu dan tempat, serta tokoh-penokohan. Setelah itu analisis lebih lanjut dilakukan untuk memperlihatkan bagaimana adanya dualitas dalam unsur-unsur tersebut digambarkan, hingga kemudian dapat ditarik makna dualitas komplementer yang terdapat dalam unsur-unsur struktur novel tersebut. Novel Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah ini sarat akan pandangan-pandangan dua sisi yang membuat pembaca berpikir ulang atas penilaian benar-salah yang dilakukan kedua tokohnya dan cerminan proses pencapaian cita-cita Indonesia yang sesungguhnya. Dalam novel Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah terdapat dua hal dua hal yang saling berinteraksi dan berdialog sebagai dualitas komplementer. Alur flashback dan ingatan yang hadir lebih banyak dalam novel ini menunjukkan keterikatan yang kuat antara masa lalu dan masa kini sebagai cermin dan tolak ukur hal yang terjadi dalam novel. Novel Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah juga memperlihatkan gambaran tentang perjuangan Indonesia dari masa Orde Baru hingga sepuluh tahun setelah Reformasi. Bagaimana dalam pencapaian cita-cita Indonesia masih penuh dengan dua hal yang saling bertentangan dan berselisih namun saling berdampingan dalam proses pencapaian cita-cita menjadi negara maju. Adanya dualitas tersebut lantas menjadikan Indonesia menjadi tidak stabil dan tidak memiliki jati diri maupun pandangan hidup yang tetap. Ditambah masuknya globalisasi menjadikan masyarakat kebingungan menerima dan menerapkan dua kebudayaan antara budaya Timur dan Barat.

Actions (login required)

View Item