TRI DEWI ANGGRAENI, 141311133167
(2016)
TEKNIK KULTUR Nitzschia sp. DARI SKALA LABORATORIUM SAMPAI SKALA INTERMEDIET DI BALAI BUDIDAYA PERIKANAN AIR PAYAU (BPBAP) SITUBONDO.
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Surabaya.
(Unpublished)
Abstract
Nitzschia sp. merupakan pakan alami yag baik untuk pertumbuhan abalone sehingga Nitzschia sp. harus tersedia secara kontinyu. Penyediaan Nitzschia sp. tersebut bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas usaha budidaya abalone. Tujuan dari Praktikum Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kerja serta untuk mengetahui hambatan dan permasalahan dalam teknik kultur pakan alami Nitzschia sp.
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau, Desa Pecaron, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 18 Januari sampai dengan 18 Februari 2016. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode diskriptif dengan pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, partisipasi aktif, wawancara dan studi pustaka.
Kultur Nitzschia sp. di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo dilakukan pada kultur skala laboratorium dan semi masal. Kultur Nitzschia sp. di Balai Perikanaan Budidaya Air Payau Situbondo ini dimulai dari persiapan ruang budidaya, sterilisasi alat dan media, pembuatan pupuk dan vitamin, kultur starter ke dalam media kultur, pemupukan media kultur dan panen. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang baik untuk pertumbuhan Nitzschia sp. Selain dai kegiatan di atas, pertumbahan Nitzschia sp. ditentukan pada kualitas air dan intesitas cahaya. Kepadatan fitoplankton Nitzschia sp. untuk skala laboratorium dan sklaa semi masal terjadi pada hari ke enam yaitu 2.740.000 sel dan 1.349.000 sel. Fitoplankton dipanen pada hari ke lima saat fitoplankton tersebut mengalami puncak populasi.
Kegiatan kultur murni Nitzschia sp. tentunya tidak mudah dan seringkali menemui banyak kendala. Kendala yang sering kali muncul adalah adanya kontaminasi pada media kultur. Sumber kontaminasi (kontaminan) dapat berasal dari bahan kimia (ketidakseimbangan nutrien dan residu chlorin), biologi (bakteri, jamur dan protozoa), tempat, peralatan kultur dan media air serta sistem pusat aerasi.
Actions (login required)
|
View Item |