AMBARA RUKMI
(2001)
UPACARA RUWATAN SUKERTA
DI TAMAN BUDAYA
SURABAYA
(STUDI DESKRIPTIF), TENTANG POTENSI UPACARA RUWATAN
SUKERTA SETIAP TAHUN BARU JAWA SEBAGAI
ATRAKSI WISATA DI TAMAN BUDAYA SURABAYA).
Tugas Akhir D3 thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Upacara Ruwatan merupakan suatu faktor kultural yang masih hidup di tengah masyarakat Jawa dan budaya Jawa, yang masih mengandung sentuhan-sentuhan kejiwaan tertentu, bahkan dengan nilai kefilsafatan yang tertentu.
Ketiga aspek tersebut, yaitu aspek kefilsafatan, kejiwaan dan kenyataan sosial itu merupakan suatu kesatuan gerak pendulum (bandul bergantung pada tali), satu dengan lainnya saling mendorong dan memberikan kekuatan. Aspek kefilsafatannya yang terpenting berhubungan dengan konsep kedirian atau jati diri, aspek kejiwaannya mencakup dua hal, yaitu sistem emosi dan kebutuhan, sedangkan aspek sosialnya berupa serangkaian perbuatan yang dibakukan serta menggejala sebagai fakta kultur itu.
Sebagai suatu upacara, maka Ruwatan termasuk ke dalam Budaya Tradisional, tanpa terjebak ke dalam Tradisionalisme. Tradisi adalah sistem kepercayaan yang hidup dari para pendahulu yang telah tiada sedangkan Tradisionalisme adalah sistem kepercayaan yang mati dari orang-orang yang masih hidup.
Upacara adalah suatu Ambang-Cara, yang harus berkelanjutan berupa cara kerja, bahkan Etos-Kerja, apabila upacara dikehendaki untuk tetap hidup. Hidup kita di dunia ini adalah suatu upacara bagi hidup abadi di sisiNya, seperti Alaq yang menempel pada dinding rahim ke-empu-an seorang per-empu-an, maka Alaq tersebut harus melekat erat pada genggaman kerahiman, agar Alaq itu tidak akan mengalami peristiwa keguguran. Demikian pula hidup kita di dunia ini harns benar-benar mapan pada rahim alam semesta, siap untuk berproses tahap demi tahap apabila kita kehendaki amalan kita tidak gugur sebelum saatnya.
Dengan demikian maka di dalamnya terdapat dimensi waktu, awal-akhir, antara hidup yang temporal di dunia ini dengan hidup yang eternal di sisiNya serta dimensi spasial, lahir batin, yang kedua-duanya terangkum pada konsep bakal, baik dalam konotasi waktu ataupun elemental.
Actions (login required)
|
View Item |