INDIYAH SRI NURHAYATI, 059311533
(1998)
STUDI HUBUNGAN
KADAR SENYAWA AKTIF SEFADROKSIL
YANG DITETAPKAN SECARA
SPEKTROFOTOMETRI (KOMPLEKS CUPRI)
DENGAN DIAMETER DAERAH HAMBATAN
TERHADAP Staphylococcus sureus ATCC 25923.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan menjelaskan hubungan antara leadar sefadroksil yang ditetapkan secara spektrofotornetri (kompleks Cupri) dengan diameter daerah hambatan terbadap Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Kadar yang berbeda-beda dati sefadroksil diperoleh dengan cara pemanasan larutan uji pada SOoC, 6O"c, 70OC, SOoC dan pendiaman pada suhu kamar selama 3 jam. Replilwi peroobaan dilakukan sebanyak 5 leali.
Penentuan sefadroksil dilakukan dengan pembentukan kompleks Cupri-sefadroksil kemudian ditetaplean dengan metode spektrofotornetri, sedangkan penentuan diameter daerah hambatannya dengan menggunakan metode difusj silinder pada media Agar Mueller Hinton terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Dari basil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan, maka nilai serapannya semakin tinggi dan diameter daerah hambatan yang dihasilkan semakin keei!. Peningkatan nilai serapan kemungkinan disebabkan degradasi sefadroksil dalam larutan uji yang mengbasilkan produk thiopenon karen a jumlah gugus auksokrom meningkat. Penurunan diameter daerah hambatan disebabkan kadar senyawa alctifsefadroksil yang terdapat dalam larutan uji semakin rendah.
Pada uji seeara statistik dengan menggunakan uji regresi dan korelasi didapat harga koefisien korelasi (r) = 0,9827 dengan persamaan garis regresi : Y=-O,1638X + 42,9665 pada derajat kepercayaan 95 %. Sedangkan pada uji ANOVA didapatkan harga F hitung 85,80 dan S xiy = 0,25. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, temyata kadar sefadroksil yang ditetapkan secara spektrofotometri melalui pembentukan kompleks Cupri-sefadroksil tidak menggambarkan aktivitas antibalcteri terhadap Staphylococcus aureus.
Actions (login required)
|
View Item |