MUZDALIFAH HIDAYANI, 121211131214 (2016) SIKAP WANITA JAWA TERHADAP BUDAYA PATRIARKI DALAM DWILOGI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (79kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT FS BI 05-17 Hid s.pdf Restricted to Registered users only Download (619kB) | Request a copy

Abstract

Skripsi ini berjudul “Sikap Wanita Jawa terhadap Budaya Patriarki dalam Dwilogi Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari”. Penelitian ini bertujuan mengungkap sikap wanita Jawa dalam menghadapi budaya patriarki yang terjadi pada dwilogi novel Bekisar Merah. Artinya, penelitian ini lebih menitikberatkan pada budaya patriarki guna menggali sikap wanita Jawa dengan mengaitkannya pada posisi laki-laki dan perempuan yang bersinggungan dengan pemangku kekuasaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, sedangkan data yang dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis. Pertama, analisis tekstual novel dengan mengungkap budaya patriarki dan bentuk ketidakadilan yang ada. Kedua, hasil analisis tersebut diteruskan melalui proses pembedahan terhadap sikap hidup yang dimiliki wanita Jawa terkait budaya patriarki yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya dengan memanfaatkan kritik sastra feminis Raman Selden. Melalui kedua tahap tersebut, dapat diperoleh bentuk perlawanan sikap wanita Jawa terhadap budaya patriarki dalam dwilogi novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Berdasarkan analisis-analisis tersebut, ditemukan bentuk-bentuk budaya patriarki yang terjadi di dalam teks, yaitu budaya patriarki pada kelas sosial, budaya patriarki pada suami istri, dan budaya patriarki pada sistem keluarga. Lebih lanjut, ditemukan bahwa wanita Jawa tidak perlu menunjukkan sikap penolakan. Dengan memanfaatkan sikap femininannya, terdapat proses penyerapan energi kaum laki-laki oleh wanita melalui strategi ‘memangku’, yang diekspresikan dalam sikap melayani dan mengabdi secara total serta sikap urmat (menghargai dan menghormati) kepada suami. Dalam proses ini terkandung sebuah kesediaan wanita untuk menjadi tempat bersandar bagi laki-laki, yang pada akhirnya membuat suami menjadi tergantung kepada istri.

Actions (login required)

View Item