RONALDO KUMARURUNG, 031311133123 (2017) PELAYANAN KESEHATAN JIWA BAGI TERSANGKA DAN/ATAU TERDAKWA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA SETELAH PERBUATAN PIDANA DILAKUKAN. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (167kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) FH. 140-17 Kum p.pdf Restricted to Registered users only until 19 September 2020. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Seorang pelaku perbuatan pidana yang memiliki gangguan jiwa tidak dapat dijatuhi hukuman pidana oleh hakim sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 44 ayat (1) KUHP, hal itu karena pelaku yang memiliki gangguan jiwa tidak memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas perbuatan pidanannya tersebut. Kepada pelaku yang mengalami gangguan jiwa setelah perbuatan pidana dilakukan tidak dapat diterapkan Pasal 44 ayat (1) KUHP sebagai dasar hukum untuk tidak menjatuhi hukuman pidana atau memberikan rehabilitasi. Pasal 44 ayat (1) KUHP lebih ditujukan kepada pelaku yang sudah memiliki gangguan jiwa sebelum perbuatan pidana tersebut dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya pemeriksaan oleh seorang psikiatri sebagai saksi ahli untuk dapat menentukan apakah tersangka dan/atau terdakwa sudah memiliki gangguan jiwa sebelumnya atau muncul setelah perbuatan pidana dilakukan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa bisa atau tidaknya pelaku yang mengalami gangguan jiwa setelah perbuatan pidana dilakukan mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa

Actions (login required)

View Item