MUHAMMAD ANNAS PUTRA, NIM: 041211232159 (2017) ANALISIS DAN DESAIN MODEL TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DENGAN MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA DERMAGA SHIP-TO-SHORE DI PT. TERMINAL TELUK LAMONG. Skripsi thesis, Airlangga University.

Preview	Text (ABSTRAK) KKB KK-2 B 138_17 Put a ABSTRAK.pdf Download (321kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KKB KK-2 B 138_17 Put a.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Perkembangan teknologi modern dalam proses produksi menuntut perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan mesin dan peralatannya secara maksimal. Namun terkadang manfaat-manfaat tersebut hanya didapatkan secara terbatas karena pengelolaan manajemen peralatan yang kurang baik. Total Productive Maintenance (TPM) dapat digunakan sebagai alternatif manajemen peralatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan kualitas yang lebih baik melalui pemeliharaan yang efektif, eliminasi breakdown, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dengan adanya keterlibatan karyawan. PT. Terminal Teluk Lamong adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pelabuhan. Material Handling merupakan hal yang sangat krusial untuk dikelola dalam perusahaan karena hal tersebut menjadi kunci dalam melayani permintaan pelanggan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk mengelola peralatan Material Handling (MHE) untuk memenuhi fungsinya menjadi alasan untuk implementasi TPM di dalam perusahaan. Konsep TPM memiliki perhitungan numerik yang disebut Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengukur efektivitas peralatan dan Six Big Losses untuk mengukur kerugian yang timbul. Kemudian, berdasarkan analisis pehitungan tersebut dan melalui proses observasi serta wawancara pada beberapa pihak yang berkaitan dengan pemeliharaan dan produksi di dalam perusahaan, sebuah desain model Total Productive Maintenance (TPM) dibuat untuk dapat mendukung efektivitas implementasi TPM. Hasil studi menunjukkan bahwa secara fisik kondisi peralatan yang digunakan dalam proses produksi masih cukup baik, dan analisis selanjutnya berfokus pada penggunaan peralatan yang biasa-biasa saja. Model TPM yang diusulkan dimulai dari komitment top manajemen dengan membentuk TPM Office dan komite pada tiap departemen sebagai ekstensi untuk menanamkan TPM dalam perusahaan secara menyeluruh dan sebagai agen untuk pengukuran implementasi TPM.

Actions (login required)

View Item