RAHEL VIOLIN KAMISOREI, 101311133229 (2017) FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERILAKU MENYIRIH DI KELURAHA ARDIPURA I DISTRIK JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ARILANGGA.
|
Text (Abstrak)
FKM.210.17 Kam f - Abstrak.pdf Download (37kB) | Preview |
|
Text (Fulltext)
FKM.210.17 Kam f - Sec.pdf Restricted to Registered users only until 2 October 2020. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Menyirih adalah istilah yang dipakai untuk menyebut perilaku mengunyah paduan daun sirih, pinang dan kapur (makan pinang). Perilaku menyirih juga berfungsi sebagai salah satu cara untuk merawat gigi yang dipercayai oleh para luhur. Bahan menyirih mengandung Alkaloida seperti arekaina dapat mengakibatkan adiksi dan bersifat racun bagi tubuh sehingga dapat menimbulkan sensasi tenang saat dikunyah. Sedangkan hasil hidrolisa kapur pada arecoline akan menghasilkan arcaidine yang merupakan stimulant saraf pusat, apabila dimakan bersamaan dengan daun sirih akan menghasilkan euphoria ringan yang akan memberikan sifat ketagihan. Tujuan dalam Penelitian ini adalah menganalis faktor yang menyebabkan perilaku menyirih dan mengidentifikasi variabel (tought and feeling, personal reference, resources dan culture) yang mengacu pada teori WHO Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif tipe fenomenology. Informan dalam Penelitian berjumlah 20 orang. Penentuan Informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu content analisis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan perilaku menyirih yaitu though and feeling berupa pengetahuan yang rendah tentang perawatan gigi. Kepercayaan bahwa menyirih dapat menghilangkan rasa sakit gigi. Sikap mayoritas setuju bahwa menyirih baik untuk kesehatan dan menguatkan gigi. Persepsi, bahwa menyirih merupakan tradisi turun-temurun dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Papua. Personal reference dari keluarga dan tetangga untuk melakukan perilaku menyirih. Resources karena ketersediaan bahan menyirih di halaman rumah dan pasar yang tidak terbatas. Culture dibagi dalam 3 wujud yaitu, wujud ide karena bahan menyirih dipercaya sebagai bentuk persahabatan yang dapat mempererat tali persaudaraan, wujud aktivitas yaitu menyirih dilakukan saat acara pesta pernikahan, acara bayar maskawin dan acara adat lainnya. Menyirih tidak memiliki hubungan dengan kegiatan ibadah dalam beragama karena hanya sebagai jamuan kasih. Wujud artefak yaitu bahan menyirih yang digunakan sirih, pinang dan kapur. Alat untuk menyimpan bahan menyirih seperti piring, keranjang, botol plastik dan ember. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perilaku menyirih dilakukan karena adanya kepercayaan dari khasiat bahan menyirih serta nilai dari perilaku menyirih sebagai bentuk persahabatan, merawat gigi, menghilangkan bau mulut, membuat tubuh segar dan meningkatkan kepercayaan diri. Perilaku menyirih merupakan warisan para luhur yang harus tetap dilakukan, karena menyirih bagi masyarakat dianggap sebagai identitas diri orang Papua.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM.210.17 Kam f | ||||||
Uncontrolled Keywords: | perilaku menyirih, budaya, kepercayaan | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email binkol@lib.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 10 Dec 2017 23:14 | ||||||
Last Modified: | 10 Dec 2017 23:14 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/62172 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |