Eduardus Wiranto, dr. (2017) RESIDU BLOK NEUROMUSKULER PADA PASIEN PASKA BEDAH SETELAH PEMBERIAN OBAT PELUMPUH OTOT GOLONGAN NON DEPOLARISASI DENGAN KRITERIA TOF DI GEDUNG BEDAH PUSAT TERPADU RSUD DR SOETOMO SURABAYA. Other thesis, Airlangga University.
|
Text (abstrak)
abstrak ppds ar 04 17.pdf Download (105kB) | Preview |
|
Text (fulltext)
ppds ar 04 17.pdf Restricted to Registered users only Download (690kB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang Obat pelumpuh otot digunakan dalam pembiusan untuk memfasilitasi intubasi dan mencapai kondisis pembedahan yang optimal. Sejak obat pelumpuh otot digunakan dalam tindakan anestesi, tingkat mortalitas perioperatif dikatakan meningkat Mortalitas yang meningkat dihubungkan dengan kejadian residu kelumpuhan otot akibat pemberian obat pelumpuh otot. Penilaian kelumpuhan otot dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan peeriksaan kuantitatif dengan kriteria TOF. Pada penelitian ini ingin mengetahui kejadian residu kelumpuhan otot dengan kriteria TOF dan pemeriksaan klinis. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa analitik observasional dengan subyek penelitian pasien yang menjalani operasi dengan menggunakan pembiusan anestesi umum dengan menggunakan obat pelumpuh otot d=golongan non depolarisasi di Gedung Bedah Pusat Terpadu Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Delapan puluh pasien dilakukan penilaian dan dokumentasi, selanjutnya hasil penelitian yang diperoleh dilakukan uji analisis statistic dengan program SPSS. Hasil Penelitian 31 pasien (39%) mengalami residu kelumpuhan otot pasca operasi dengan pemeriksaan TOFR sesaat setelah ekstubasi, 10 pasien (12%) mengalami residu kelumpuhan otot pasca operasi dengan pemeriksaan TOFR di ruang pemulihan. Hubungan antara pemeriksan klinis dengan kejadian residu kelumpuhan otot pasca operasi sesaat setelah ekstubasi didapatkan tidak bermakna (p<0.05) masing-masing: mengangkat kepala p=1.000, mengangkat kaki p=1.000, tangan menggenggam p=1.000, minute volume cukup p=1.000, lidah menahan tahanan p=0.05, buka mata p=0.820, batuk p=0.818, bergerak p=0.057. Kesimpulan Penggunaan obat pelumpuh otot jenis rocuronium dan atracurium dapat menyebabkan kejadian residu kelumpuhan otot setelah operasi, dan pemeriksaan klinis untuk menilai pemulihan dari kelumpuhan otot tidak dapat memastikan pasien sudah bebas dari residu kelumpuhan otot.
Item Type: | Thesis (Other) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | PPDS AR 04 17 | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Obat pelumpuh otot, Residu kelumpuhan otot, kriteria Train Of Four Ratio (TOFR), | ||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine | ||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Anestesiologi dan Reanimasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Turwulandari | ||||||
Date Deposited: | 17 Oct 2017 22:54 | ||||||
Last Modified: | 17 Oct 2017 22:54 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/64187 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |