DWI ASTUTIEK, 091070605 (2017) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SAMPANG DALAM PERSPEKTIF TEORI HUMAN CAPITAL. Disertasi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (abstrak)
abstrak dis psdm 06 17.pdf Download (38kB) | Preview |
|
Text (fulltext)
Dis Psdm 06 17.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ketidak-berdayaan di Sampang pada penelitian ini menggunakan tolok ukur perspektif Teori Human Capital dengan didukung oleh konsep pemberdayaan menurut Friedman dan Paulo Feire. Tujuan penelitian ini, 1. Untuk mengetahui bagaimana program pendidikan menjadi peluang investasi modal manusia dalam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat di Sampang. 2. Untuk mengetahui bagaimana kontestasi pendidikan antara pendidikan formal dan pondok pesantren berpengaruh pada meningkatnya jumlah penyandang buta aksara pada masyarakat Sampang. Juga untuk mengetahui bagaimana factor hegemoni saat kontestasi pendidikan berlangsung. Hasil penelitian ini didapat : satu, adanya temuan bahwa fenomena di Sampang tidak sekedar dijawab dengan ditawari program pendidikan dengan jumlah lembaga ditambah dan di support alokasi dana BOPDA dan BOS. Akan tetapi di balik itu masih ada problem anak tetap putus sekolah dan bahkan tetap memilih belajar di pondok pesantren. Hingga HDI masih pada batas terbawah. Dua, ditemukan adanya ruang kontestasi pendidikan antara pendidikan formal dengan pondok pesantren. Terjadi perebutan SDM dalam ruang pendidikan dengan tidak disengaja berdampak pada berlangsungnya unsur hegemoni. Implikasi penelitian ini, satu, implikasi teoritis mencabar teori Human Capital. Pada teori Human Capital Gery S. Breker, semestinya pendidikan dapat menjadi solusi dalam menjawab fenomena masyarakat Sampang, ternyata tidak bisa secara langsung linier seperti yang diharapkan. Antara input-dilatih/dididikmenjadi berkualitas. Logika berfikir Teori Human capital terlalu mensiplifikasi masalah Sampang yang langsung di jawab dengan pendidikan untuk berdaya. Seolah-olah persoalan yang ada cukup disediakan program pendidikan di sekolah lalu masyarakat menjadi pintar dan dianggap selesai. Nampak ada kelemahan pada Teori Human Capital dengan mengabaikan faktor cultural trap, religion trap, infrastruktur, political trap, struktur Sosial Trap. Sebelum menerapkan teori human capital, perlu diketahui faktor penghambat keberdayaan dan sekaligus solusi dari hambatan tersebut. Selanjutnya baru menggunakan teori yang ditawarkan oleh Thomas JT sebagai perspektif dari Teori Human Capital Gery SB. Dua, implikasi praktis, perkembangan pendidikan di Sampang terkesan ada kontestasi perebutan ruang pendidikan. Nampak adanya kepentingan antara para kiai dengan pemerintah. Diakui atau tidak sejak zaman sebelum Indonesia merdeka ada kontribusi para kiai dalam membangun negri ini melalui pendidikan di pesantren. Pesantren mengambil peran dalam rangka mengisi kesenjangan sebagai peluang, karena adanya keterbatasan dari peran pemerintah. Walau yang dilakukan tidak terlalu elok hingga terkesan ada unsur hegemoni. Selanjutnya bagaimana peran pesantren menjadi lebih optimal dalam menyiapkan santrinya. Hal ini akan mampu mengangkat Human Development Index (HDI) Kab. Sampang menjadi lebih baik.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Dis PSDM 06 17 Ast p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | pemberdayaan masyarakat, perspektif teori human capital | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HG Finance > HG4501-6051 Investment, capital formation, speculation | ||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > S2 Pengembangan Sumber Daya Manusia | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Turwulandari | ||||||
Date Deposited: | 31 Oct 2017 01:01 | ||||||
Last Modified: | 31 Oct 2017 01:01 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/65254 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |