ITA FAJRIA, 101414453022 (2016) ANALISIS MULTILEVEL EMPOWERMENT PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI POS KESEHATAN PESANTREN KABUPATEN SAMPANG. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK_TKA.03 17 Faj a.pdf Download (21kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT_TKA.03 17 Faj a.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Mayoritas pondok pesantren di Indonesia memiliki masalah klasik mengenai kesehatan santri. Adanya beberapa masalah tersebut menjadikan pondok pesantren masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak baik dalam aspek akses pelayanan kesehatan, aspek kesehatan lingkungan maupun aspek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi warga pondok pesantren adalah mendirikan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Fungsi utama Poskestren adalah melakukan upaya pemberdayaan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam bidang kesehatan serta peningkatan lingkungan yang sehat di pondok pesantren dan wilayah sekitarnya.Tujuan: Tingginya angka kesakitan di Poskestren Nata menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan terhadap masyarakat pesantren di lingkungan Poskestren Nata dalam PHBS sebagai upaya preventif dan promotif kesehatan belum berjalan dengan baik. Metode: Penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional ini dilaksanakan di Puskesmas, Poskestren dan Pondok Pesantren di Kabupaten Sampang. Penelitian multilevel memiliki beberapa populasi sehingga setiap populasi terdapat cara pengambilan sampel yang berbeda juga. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organizational empowerment program pemberdayaan PHBS Poskestren di unit Promkes Puskesmas telah berjalan dengan sangat baik di Puskesmas Camplong dan baik di Puskesmas Assirojiyah dan Puskesmas Tanjung. Organizational empowerment di poskestren berjalan dengan baik di Poskestren Nata dan Poskestren Assirojiyah, serta berjalan cukup baik di Poskestren Atsarus Salafiyah. Organizational empowerment di ustadz pesantren PP. Nata dan PP. Assirojiyah telah berjalan dengan sangat baik, sedangkan pada ustadz pesantren di PP. Atsarus Salafiyah telah berjalan baik. Individual empowerment santri di semua pesantren menunjukkan hasil yang baik. Kesimpulan: Prioritas yang harusnya dilaksanakan pada program pemberdayaan PHBS adalah adanya pendekatan tidak hanya kepada petugas poskestren dan santri, namun juga terhadap ustadz dan bahkan kiai agar tercipta iklim organisasi yang saling mendukung.

Actions (login required)

View Item