AISYA RAMADHONA, 101514453023 (2017) UPAYA PENCEGAHAN REAKSI KUSTA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR RISIKO DI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH MOJOKERTO. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK_TKA.15 17 Ram u.pdf Download (22kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT_TKA.15 17 Ram u.pdf Restricted to Registered users only until 9 November 2020. Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Dalam penelitian ini adalah meningkatnyap kejadian reaksi kusta yang ditangani yaitu 6,76% ditahun 2013 meningkat menjadi 10,3% ditahun 2016 (sampai September) di Unit Rawat Inap Kusta RS Kusta Sumberglagah Mojokerto. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun rekomendasi upaya pencegahan terjadinya reaksi kusta berdasarkan analisis faktor risiko di RS Kusta Sumberglagah Mojokerto. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan rancang bangun crosssectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu semua sampel kasus dijadikan sebagai responden yaitu pasien yang datang berobat dari 13 Pebruari 2017 sampai 12 April 2017, bukan penderita baru, belum RFC (release from control), bersedia menjadi responden dan didapatkan ada 43 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan panduan kuesioner dan telaah rekam medik serta FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat variabel dari faktor individu yang berpengaruh terhadap kejadian reaksi kusta yaitu tipe kusta (p=0,022 dan beta=-0,997), infeksi penyerta (premorbid) (p=0,023 dan beta=0,319), stress fisik (p=0,001 dan beta=-0,431) dan stress tingkah laku (p=0,016 dan beta=0,393). Dari faktor lingkungan didapatkan satu variabel yang berpengaruh terhadap kejadian reaksi kusta yaitu self stigma (p=0,025 dan beta=- 0,226). Sedangkan untuk faktor pelayanan kesehatan ada dua variabel yang berpengaruh terhadap kejadian reaksi kusta yaitu kepatuhan dalam pengobatan MDT (p=0,021 dan beta=-0,349) dan konseling oleh petugas (p=0,011 dan beta=- 0,247). Rekomendasi upaya pencegahan reaksi kusta berdasarkan analisis faktor risiko melalui pencegahan primer, berupa health promotion dan pemberian konseling. Upaya pencegahan sekunder, berupa early diagnosis and prompt treatment serta disability limitation. Upaya pencegahan tertier (rehabilitasi) bisa berupa terapi kelompok dan terapi kerja.

Actions (login required)

View Item