Mustika Kusuma Wardani, 071012043
(2017)
PENGARUH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERHADAP KOMITMEN INDONESIA DALAM MEREDUKSI EMISI KARBON PROTOKOL KYOTO 2009-2014.
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 10 (2).
pp. 48-56.
ISSN 2302-8777
Abstract
Sebagaimana telah banyak diketahui, isu lingkungan hidup telah menjadi isu
krusial kekinian dalam dunia internasional. Salah satu isu spesifik terkait
lingkungan hidup tersebut adalah perubahan iklim. Karena sifat dari perubahan
iklim yang lintas batas, maka negara –sebagai aktor hubungan internasional
yang mempunyai kedaulatan tertinggi- mau tak mau harus bersatu padu untuk
mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Berangkat dari asumsi ‘common but differentiated responsibilities’, negara
dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian membentuk
Rezim Lingkungan Internasional yang bernama Protokol Kyoto pada tahun 1997.
Protokol Kyoto mempunyai target pereduksian emisi karbon, komitmen
pereduksian emisi karbon pertama adalah tahun 2009-2012. Komitmen
pereduksian pertama ini secara umum mengalami stagnansi progress yang
disebabkan anarkisme negara anggota rezim yang selalu lebih mementingkan
kepentingan sendiri. Dalam kondisi yang dilematis ini, Indonesia dengan
pemimpin negaranya kala itu, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan
bahwa Indonesia, yang merupakan negara berkembang dan tidak mempunyai
kewajiban mengurangi emisi karbon, secara sukarela mau mengurangi emisi
karbonnya sebesar 26% pada tahun 2020, atau bahkan 41% jika dunia
internasional mau memberikan dukungan. Pernyataan Yudhoyono tersebut
dinyatakan pada tahun 2009 di Kopenhagen, Denmark. Indonesia sendiri, ketika
era kepemimpinan Yudhoyono (2004-2014), memang kerap berkontribusi dalam
isu-isu lingkungan, hal ini sesuai dengan salah satu fokus dari arah politik luar
negeri Indonesia yang pro terhadap penyelamatan lingkungan. Sebuah fokus yang
belum pernah ditangani secara mendalam oleh presiden-presiden indonesia
sebelum Yudhoyono. Dengan menggunakan Level Analisis Individu, yaitu teori
Psikobiografi dan Worldview dari Jerrold M. Post, penulis akan mencoba
menganalisis sejauh apa peran Yudhoyono terkait politik luar negeri Indonesia
dalam rezim lingkungan internasional Protokol Kyoto.
Actions (login required)
|
View Item |