YANUAR ARDIANSYAH, 121311233081 (2018) DIRECTIVE ILLOCUTIONARY CONDITION ANALYSIS IN DOTA2 GAME PLAYED BY ENGLISH DEPARTEMENT STUDENTS OF AIRLANGGA UNIVERSITY. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK_FS.BE.57 18 Ard d.pdf Download (283kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT_FS.BE.57 18 Ard d.pdf Restricted to Registered users only until 9 April 2021. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Miskomunikasi adalah masalah penting dalam game online karena pemain yang tidak memiliki pengalaman bermain game yang cukup dan mengalami kesulitan dalam memahami ucapan pemain lain adalah alasan mengapa mereka tidak dapat berkomunikasi dengan baik dalam permainan. Fenomena ini kebanyakan terjadi terutama untuk game berbasis tim seperti MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Dalam permainan ini, miskomunikasi dapat menyebabkan kegagalan dalam menjalankan taktik atau strategi dan mengalami kesulitan dalam memahami cara kerja pemain lain dapat diatasi melalui aspek pragmatis. Itulah sebabnya peneliti akan fokus pada Directive Illocutionary Act hanya berdasarkan Searle (1979). Untuk mengidentifikasi ucapan yang diucapkan oleh para pemain, enam komponen Vanderveken (2006) sebagai teori utama, teori IFID dan Speech Event Yule (1996) digunakan sebagai teori pendukung, yang juga dapat memahami situasi dan niat pemain lain di balik ucapan mereka dalam permainan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memperluas pengetahuan lebih lanjut tentang Directive Illocutionary Acts dalam game DotA 2 yang paling banyak digunakan oleh para pemain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami bagaimana responden memperoleh makna dari sekitarnya, dan bagaimana artinya mempengaruhi tingkah laku mereka dimana subjek penelitiannya adalah pemain DotA 2 dari departemen sastra inggris Universitas Airlangga. Data diperoleh dengan merekam gameplay kemudian transkripkannya dijadikan dialog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tindakan illocutionary direktif yang paling banyak terjadi adalah Warning (peringatan). Itu karena mereka suka saling mengingatkan tentang sesuatu yang berbahaya, atau mengganggu yang mana bisa terjadi sehingga pendengarnya bisa siap atau menghindarinya. Illocutionary Force dalam ucapan-ucapan tersebut yang ditemukan di game DotA 2 telah dijelaskan dan memenuhi enam komponen Vanderveken. Peneliti juga menemukan bahwa pemain DotA 2 mengucapkan ucapan mereka tanpa menggunakan kata kerja performatif. Hasil itu sesuai dengan teori permainan bahasa Xanthos (2013) yang cenderung menggunakan bahasa sederhana saat berkomunikasi dengan pemain lain.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS.BE.57/18 Ard d | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Komunikasi, DotA 2 Illocutionary Act, Illocutionary Force, Enam Komponen Vanderveken | ||||||
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P302-302.87 Discourse analysis P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P87-96 Communication. Mass media |
||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Inggris | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs Nadia Tsaurah | ||||||
Date Deposited: | 08 Apr 2018 17:37 | ||||||
Last Modified: | 08 Apr 2018 17:37 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/71701 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |