NURUL LATHIFAH, 101311233009 (2018) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IODIUM PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2013). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRACT)
KKC KK FKM.165-18 Lat f ABSTRAK.pdf Download (179kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
KKC KK FKM.165-18 Lat f SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only until 14 September 2021. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia, bahkan dunia. GAKI dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, salah satunya anak usia sekolah. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi GAKI karena efektif dalam meningkatkan asupan iodium di populasi adalah Universal Salt Iodization (USI). Salah satu monitoring program USI, yakni persentasi rumah tangga yang mengonsumsi garam cukup iodium di suatu populasi. Ekskresi Iodium Urin (EIU) merupakan indikator yang paling tepat digunakan untuk melihat status iodium seseorang. Status iodium seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Asupan iodium yang berasal dari garam beriodium merupakan salah satu faktor langsung yang mempengaruhi status iodium. Faktor usia, jenis kelamin, dan sosial ekonomi orang tua, seperti pendidikan dan pekerjaan orang tua merupakan beberapa faktor tidak langsung yang mempengaruhi status iodium anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik anak (usia dan jenis kelamin), karakteristik sosial ekonomi orang tua dan kadar iodium garam rumah tangga dengan status iodium anak usia sekolah. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder. Data yang digunakan adalah hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Sampel penelitian ini adalah 4.328 anak usia 6-12 tahun di Indonesia yang merupakan sampel penentuan iodium urin yang juga merupakan sampel iodium garam rumah tangga pada Riskesdas 2013. Analisis data menggunakan uji korelasi chi square, eta dan Spearman. Sebagian besar anak berusia 9 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar pendidikan terakhir orang tua adalah sekolah dasar. Sebagian besar ayah bekerja sebagai petani (25,7%) dan ibu tidak bekerja (56,9%). Sebagian besar anak menggunakan garam dengan kandungan iodium yang kurang (5-29,9 ppm) (71,7%). Sebagian besar anak berisiko kelebihan iodium (≥300 μg/L) (31,1%). Tidak ada hubungan antara usia anak dengan status iodium anak (p=0,812). Ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan status iodium anak (p=0,000). Ada hubungan antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu dengan status iodium anak (p=0,000; p=0,000; p=0,000; p=0,008; r=0,093; r=0,108; r=0,124; r=0,086). Ada hubungan yang signifikan antara kadar iodium garam rumah tangga dengan status iodium anak (p=0,000). Ada hubungan antara jenis kelamin, karakteristik sosial ekonomi orang tua dan kadar iodium garam rumah tangga dengan status iodium. Perlu dilakukan edukasi yang efektif tentang dampak kelebihan iodium, disamping dampak kekurangan iodium; pemantauan penggunaan garam cukup iodium di rumah tangga; serta penertiban dan tindak tegas kepada produsen dan distributor garam yang belum memenuhi standar cukup iodium.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM.165/16 Lat f | ||||||
Uncontrolled Keywords: | school age children, salt, iodine, socioeconomic, urine | ||||||
Subjects: | R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Program Studi Gizi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 14 Sep 2018 13:02 | ||||||
Last Modified: | 14 Sep 2018 13:02 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/73974 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |