Nanning Naimatuningsih, NIM011511133020 (2018) Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Keterlambatan Datang Berobat Pasien Retinoblastoma Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text (ABSTRAK)
FK PD 168-18 Nai h abstrak.pdf Download (469kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FK PD 168-18 Nai h.pdf Restricted to Registered users only until January 2022. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Retinoblastoma adalah keganasan intraokular tersering pada anak yang dapat menyerang anak sejak berada di dalam rahim ibu hingga usia 5 tahun (Garza and Gombos, 2013) (Yun et al., 2011). Di Indonesia, menurut data Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa estimasi insidens retinoblastoma pada anak (0- 17 tahun) sebesar 2,4 per 100.000, dengan angka kematian akibat retinoblastoma merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah leukemia, karena umumnya penderita datang terlambat atau sudah dalam stadium lanjut (Kemenkes, 2011). Menurut data Kementrian Kesehatan RI (2011), keterlambatan diagnosa retinoblastoma di Indonesia 90% berasal dari orang tua anak. Keluarga terutama orang tua merupakan orang terdekat dalam kehidupan anak. Pada kasus retinoblastoma, umumnya pada usia 0-5 tahun anak belum dapat menjelaskan bagaimana rasa sakit/kelainan yang dirasakan, maka peran keluarga khususnya orang tua sangat penting untuk mengenali kehadiran tanda dan gejala yang muncul pada anak, kemudian mengambil keputusan terhadap melakukan atau tidak melakukan pemeriksaan kondisi anak serta pelayanan kesehatan yang akan dipilih sebagai tempat pengobatan (WHO, 2014). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan perlu tidaknya seseorang datang berobat adalah status sosial ekonominya, tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tengah terjadi dalam keluarganya, kemudian dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang tinggi seseorang dapat mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan yang akan pilih (Depkes, 2005). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jenis dan rancangan penelitian ini adalah studi analitik observasional cross-sectional yaitu dengan mengamati variabel independen (tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga) dan variabel dependen (keterlambatan datang berobat) dalam waktu yang bersamaan dan satu waktu. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling, dengan populasi seluruh pasien retinoblastoma rawat jalan di Unit Rawat Jalan Poli Onkologi Satu Atap (POSA) Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun Januari 2018 - September 2018. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi Fisher’s Exact Test (α = 0,05). Hasil penelitian didapatkan jumlah pasien dan keluarga pasien yang bersedia menjadi responden adalah sejumlah 33 sampel, 18.2% pasien datang dengan prognosis baik, dan 81.8% pasien datang dengan prognosis buruk. Dengan menggunakan Fisher’s Exact Test (α = 0,05) dapat diketahui bahwa hubungan antara tingkat pendidikan ayah terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo (P= 0.322), hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo (P= 0.129), hubungan antara tingkat pekerjaan ayah terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo (P= 0.028), hubungan antara tingkat pekerjaan ibu terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo (P= 0.640), dan hubungan antara tingkat pekerjaan terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo (P= 0.026). Dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan bermakna antara tingkat pekerjaan ayah dan tingkat pendapatan keluarga terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, dan tingkat pekerjaan ibu tidak didapatkan adanya hubungan bermakna terhadap keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan datang berobat pasien retinoblastoma. Perlu dilakukan promosi kesehatan terhadap masyarakat berupa penyuluhan tentang retinoblastoma sebagai kanker ganas mata pada anak, tanda dan gejala anak terkena retinoblastoma, pemeriksaan yang harus dilakukan, tindakan medis yang akan dilakukan jika ditemukan anak dengan retinoblastoma, bahaya yang akan terjadi jika tidak segera ditangani/menunda pengobatan serta adanya jaminan kesehatan dari pemerintah yang dapat digunakan untuk mengurangi beban biaya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FK. PD. 168/18 Nai h | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Retinoblastoma, Delayed Treatment, Family Socioeconomic Status, Educational Level, Occupational Level, Income Level | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC0254 Neoplasms. Tumors. Oncology (including Cancer) R Medicine > RJ Pediatrics > RJ370-550 Diseases of children and adolescents |
|||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Ika Rudianto | |||||||||
Date Deposited: | 16 Jan 2019 01:08 | |||||||||
Last Modified: | 16 Jan 2019 01:08 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/78153 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |