NILA DIAN MARGARETA, 141511133082 (2018) PROSES PEMBUATAN PAKAN TERAPUNG UNTUK IKAN BANDENG Chanos chanos DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA, JAWA TENGAH. FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN, UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)

	Text (Abstrak) abstrak.pdf Download (220kB)
	Text (Fulltext) 234 18 Mar p.pdf Restricted to Registered users only until 22 January 2022. Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan ikan komoditas unggul karena memiliki rasa daging yang enak dan nilai gizi yang baik, sehingga tingkat konsumsi ikan bandeng dapat mencapai 70%. Permasalahan yang sering terjadi dalam budidaya terletak pada biaya pakan yang mencapai 60−70 % dari seluruh biaya produksi. Alternatif biaya pakan yang mahal dapat diatasi dengan membuat pakan buatan sendiri dan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku yang relatif murah, namun tetap memiliki kandungan nilai gizi yang baik, mudah didapat, diolah dan diproses, serta mengandung zat gizi yang di perlukan ikan. PKL dilaksanakan di BBPBAP Jepara, pada tanggal 18 Desember 2017–16 Januari 2018. PKL ini menggunakan metode kerja observasi langsung dan sampling dengan mengumpulkan beberapa data dari sample yang diteliti dengan mendapatkan informasi dari pihak yang bersangkutan langsung dan metode pengamatan secara langsung dengan data yang ada. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Hasil PKL menunjukkan bahwa proses pembuatan pakan terapung untuk ikan bandeng meliputi penyusunan formulasi, penepungan, penimbangan, pencampuran bahan, pencetakan, pengeringan, pelapisan minyak, pengemasan, dan penyimpanan. Pembuatan pakan terapung yang di lakukan di BBPBAP Jepara mengunakan beberapa rangkaian mesin antara lain mesin disk mill, mixer, extruder, dry oven, hoister, doubleroller, dan oil spray. Formulasi pakan yang dibuat menggunakan metode Worksheet Excel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan adalah tepung ikan, tepung bungkil kedelai, dan tepung tapioka. Pakan diuji menggunakan analisis organoleptik, proksimat, fisik, dan biologis. Hasil uji menunjukkan bahwa pelet mengandung kadar air 8,48 %, abu 10,30 %, protein 32,15 %, lemak 3,95 %, serat 1,4 %, dan BETN 43,69 %. Nilai protein pakan mengalami penurunan dari formulasi awal, namun tetap memenuhi kriteria persyaratan pakan sesuai SNI dan berada pada kisaran kebutuhan protein ikan bandeng. Hasil analisis organoleptik pakan dipengaruhi oleh bahan baku dan proses pembuatan pakan. Pakan memiliki tekstur halus, kompak, tidak mudah hancur, berbentuk tabung, berwarna coklat, dan berbau amis. Analisis fisik menunjukkan bahwa pakan memiliki daya apung dan stabilitas yang baik. Stabilitas pakan dalam air adalah selama 5 jam dengan daya apung selama 8 jam. Analisis biologis pakan dilakukan pada ikan bandeng. Tingkat kelangsungan hidup ikan bandeng adalah sebesar 75% dengan konversi pakan 1,7. Nilai parameter kualitas air yang meliputi ammonia, nitrit, nitrat, dan fosfat selama pengamatan menunjukkan bahwa pakan tidak mencemari kualitas air karena rendahnya nilai ammonia pada perairan.

Actions (login required)

View Item