RENY MARETA SARI, 101614153005 (2018) DETERMINAN SIKAP REMAJA TENTANG PELECEHAN SEKSUAL DI KECAMATAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA. Thesis thesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat.

	Text (ABSTRAK) TKM.66-18 Sar d abstrak.pdf Download (27kB)
	Text (FULLTEXT) TKM.66-18 Sar d.pdf Restricted to Registered users only until 25 January 2022. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

gender merupakan salah satu isu yang penting di masyarakat. Meski demikian, hingga saat ini belum setiap individu dalam masyarakat yang mendukung kesetaraan gender tersebut. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kasus pelecehan seksual yang lebih banyak dialami oleh perempuan. Setiap perempuan dan anak perlu mengetahui bagaimana harus bertindak jika berada dalam situasi yang memungkinankan terjadinya suatu tindak pelecehan di ruang publik (street harassment). Tindakan yang dilakukan oleh seseorang tersebut dipengaruhi oleh sikapnya terhadap pelecehan seksual di ruang publik. Sikap yang dimiliki seseorang terhadap pelecehan seksual yang terjadi ruang publik berdampak pada perilakunya di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi sikap remaja terkait pelecehan seksual. Sampel dalam penelitian adalah 201 remaja berusia 13-19 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner sexual harassment attitude scale, gender role attitude scale, ambivalent sexism inventory, locus of control scale, dan personal attribute questionnaire yang telah dimodifikasi. Terdapat pengaruh usia (p=0,017), locus of control (p=0,019), pengalaman (p=0,020), dan peran gender maskulin (p=0,014) terhadap sikap remaja tentang pelecehan seksual. Tidak terdapat pengaruh variabel jenis kelamin (p=0,246), peran gender feminine (p=0,743), benevolent sexism (p=0,704), hostile sexism (p=0,691), dan gender stereotyping (p=0,990) terhadap sikap remaja tentang pelecehan seksual. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran remaja terkait pelecehan seksual dengan memberikan edukasi sesuai kelompok usia remaja. Pihak sekolah perlu memberikan edukasi mengenai kesetaraan gender dan menghindari segala bentuk diskriminasi berbasis gender pada siswa dan wali murid. Adanya peer counselor juga diperlukan bagi remaja yang pernah mengalami pelecehan seksual.

Actions (login required)

View Item