WINNY JEANITA, 061511133073 (2019) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI BRONKUS DAN VENA PULMONALIS MENCIT (Mus musculus) JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (ABSTRAK) KH 133-19 Jea p - ABSTRAK.pdf Download (456kB)
	Text (DAFTAR ISI) KH 133-19 Jea p - DAFTAR ISI.pdf Download (451kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) KH 133-19 Jea p - DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (588kB)
	Text (FULLTEXT) KH 133-19 Jea p.pdf Restricted to Registered users only until 26 June 2022. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) akibat paparan asap rokok secara kronis memicu stres oksidatif dan inflamasi kronis saluran napas yang menyebakan hipersekresi mukus dan mempengaruhi ketebalan epitel pada bronkus. Pada pembuluh darah, stres oksidatif dan inflamasi menyebabkan terjadinya disfungsi endotel sehingga memicu pembentukan trombus yang berpengaruh terhadap diameter vena pulmonalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata) terhadap gambaran histopatologi bronkus dan vena pulmonalis mencit jantan setelah dipapar asap rokok. Subyek penelitian ini adalah 24 ekor mencit jantan dewasa. Mencit diambil secara random menjadi enam kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (K-) yang diberi CMC-Na 1 % pada hari ke 15 selama 14 hari, kelompok kontrol positif (K+) yang diberi perlakuan berupa paparan asap rokok sebanyak 1 batang perhari selama 14 hari dan hari ke 15 hingga hari ke 28 diberi CMC-Na 1 %, kelompok kontrol obat (KO) yang dipapar asap rokok sebanyak 1 batang perhari selama 14 hari dan hari ke 15 hingga hari ke 28 diberi terapi vitamin C 13 mg/kgBB perhari, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi perlakuan paparan asap rokok sebanyak 1 batang perhari selama 14 hari dan hari ke 15 hingga hari ke 28 diberi terapi ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis 14 mg/kgBB perhari, kelompok perlakuan 2 (P2) yang dipapar asap rokok sebanyak 1 batang perhari selama 14 hari dan hari ke 15 hingga hari ke 28 diberi terapi ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis 28 mg/kgBB perhari, dan kelompok perlakuan 3 (P3) yang diberi paparan asap rokok 1 batang perhari selama 14 hari dan hari ke 15 hingga hari ke28 diberi terapi ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis 56 mg/kgBB perhari. Pemeriksaan sediaan histopatologi ketebalan epitel bronkus dan diameter vena pulmonalis menggunakan mikrometer okuler yang dilengkapi dengan software OptiLab perbesaran 40x10. Pengamatan ketebalan epitel bronkus dilakukan dalam lima lapang pandang dan dirata-rata setiap kelompok perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji One Way Anova dan bila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Post Hoc Tukey. Tingkat kemaknaan yang dipakai adalah (p<0,05). Hasil dari analisis statistik pengamatan ketebalan epitel bronkus pada kelompok kontrol negatif (K-) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua kelompok perlakuan. Kelompok P3 menunjukkan hasil yang paling mendekati kelompok K-. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis 56mg/kgBB per hari selama 14 hari efektif dalam mengurangi penebalan epitel bronkus akibat paparan asap rokok. Hasil dari analisis statistik pengamatan diameter vena pulmonalis pada kelompok kontrol negatif (K-) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua kelompok perlakuan. Kelompok P3 menunjukkan hasil diameter yang paling mendekati kelompok K-. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis 56mg/kgBB per hari selama 14 hari efektif dalam mengurangi penyempitan diameter vena pulmonalis akibat paparan asap rokok. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata) dengan dosis 56mg/kgBB efektif dalam mengurangi penebalan epitel bronkus dan penyempitan diameter vena pulmonalis mencit (Mus musculus) yang dipapar asap rokok.

Actions (login required)

View Item